ZONAUTARA.COM — Akibat penurunan jumlah kasus dan sejumlah pelonggaran, masyarakat berbondong-bondong liburan ke beberapa tempat di Indonesia. Tak terkecuali, Bali.
Kendati demikian, mobilitas warga Indonesia di tengah pandemi sepekan terakhir mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hal tersebut berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), per 15 September 2021.
Selanjutnya, peningkatan mobilitas yang paling tinggi terdapat di akses pergerakan masyarakat Jawa-Bali. Bahkan, WHO menilai, mobilitas masyarakat saat ini menyerupai kondisi sebelum pandemi menyerang.
Dikutip dari laporan WHO, Peningkatan mencolok terkait mobilitas masyarakat di ritel dan tempat rekreasi, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten, di mana tingkat mobilitas mencapai seperti sebelum pandemi.
Dalam grafik yang juga ditampilkan WHO, terlihat tingkat mobilitas warga di tempat rekreasi dan ritel Jabar sudah menyerupai grafik mobilitas yang terjadi pada periode 3 Januari-6 Februari 2020, masa pra-pandemi. Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.
Adapun perihal mobilitas warga dalam sektor ritel, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat tingkat mobilitas masyarakat di berbagai tempat publik meningkat, pada Agustus 2021 dibandingkan bulan sebelumnya. Khususnya, di tempat transit dan tempat perdagangan ritel serta rekreasi.
Hal serupa juga terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Namun, yang perlu juga diperhatikan, peningkatan mobilitas warga yang lebih meningkat ternyata pernah terjadi pada masa-masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada Mei 2021.
Melihat temuan itu, WHO meminta agar pemerintah memikirkan kebijakan yang nyata, guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 kembali, akibat mobilitas warga yang sudah tidak terbendung.
Kepala BPS Margo Yuwono merinci tingkat mobilitas masyarakat di tempat transit meningkat dari minus 45,3 persen menjadi minus 37,4 persen. Begitu juga dengan tempat perdagangan ritel dan rekreasi dari minus 20 persen menjadi minus 12,4 persen.
Peningkatan mobilitas lain juga terjadi di tempat kerja, dari minus 28,9 persen menjadi minus 22,8 persen. Selain itu, taman juga terjadi hal serupa, meningkat dari minus 20 persen menjadi minus 15 persen.
Sementara, kenaikan dari 12,8 persen menjadi 15,5 persen terjadi di tempat belanja kebutuhan sehari-hari. Sebaliknya, mobilitas masyarakat di rumah justru berkurang dari 13 persen menjadi 9,7 persen.