ZONAUTARA.com – Beberapa hari belakangan ini, beberapa wilayah Sulawesi Utara (Sulut), mengalami dampak dari cuaca buruk, dengan curah hujan tinggi yang terjadi di beberapa titik yang mengakibatkan banjir.
Merespon situasi tersebut, Badan SAR Nasional (Basarnas) Manado, saat ini bekerja semaksimal mungkin terlibat dalam penanganan bencana atau musibah yang terjadi di Sulut itu. Basarnas Manado melakukan koordiniasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, maupun lembaga dan organisasi masyarakat lainnya.
Adapun musibah atau bencana yang sedang terjadi di wilayah Sulut, yakni:
- Banjir bandang, yang mengakibatkan satu warga terbawa arus. Korban diketahui bernama Welly Nangi (60), warga Nataan, Kecamatan Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra). Pencarian korban telah memasuki hari ketiga, dimana tim Basarnas Manado menerjunkan 11 personil.
- Pencarian seorang anak yang hanyut terbawa arus selokan, yang diketahui bernama Aguero Ondong (2), warga Lingkungan 5, Kelurahan Banjer, Tikala. Tim Basarnas menerjunkan 10 personil untuk upaya pencarian ini, dan telah memasuki hari kedua dalam pencarian korban.
- Pencarian penumpang KM Saint Mary, yang lompat ke laut di teluk Manado. Korban yang diketahui bernama Michael Giraldo Sasuwuhe (34), warga Desa Talawit, Kabupaten Sitaro. Hari ini telah memasuki hari keempat pencarian, dan hingga saat ini belum ditemukan tanda-tanda dari korban. Untuk pencarian ini Basarnas Manado terjunkan 8 personil.
Selain itu, Basarnas juga sedang mengadakan beberapa pelatihan terhadap Potensi SAR, dan masyarakat Minahasa Selatan (Minsel) yang berlokasi di Pos SAR Amurang. Ada dua kegiatan sekaligus yaitu, pelatihan water rescue, untuk penyelamatan di air, dan pelatihan bimbingan teknis Medical First Responder (MFR).
Untuk dua kegiatan tersebut dipusatkan di Minahasa Selatan sesuai agenda dari Basarnas Pusat, sebagai pembinaan di setiap unit pelaksanaan teknis Basarnas.
“Setiap daerah, nantinya akan mendapatkan pelatihan dari Basarnas, dengan materi yang berbeda-beda. Dengan adanya pelatihan dan bimbingan teknis ini diharapkan agar peserta dapat membantu kinerja Basarnas apabila terjadi bencana atau musibah yang sebenarnya.,” jelas Kepala Kantor Basarnas Manado, Suhri Sinaga, Rabu (22/9/2021).
Potensi SAR saat ini sangat membantu kinerja Basarnas dalam penanganan pencarian dan pertolongan, pada saat terjadi bencana atau musibah. Semua bekerja dalam satu komando di bawah Basarnas.
Misi kemanusian perlu disinkronkan setiap individu dengan tim yang terlibat, sehingga dalam pencarian, korban bisa secepatnya ditemukan, baik dalam keadaan hidup atau meninggal.
Suhri Sinaga mengapresiasi setiap personil Basarnas dan Potensi SAR yang terlibat pada pencarian orang hilang. Apresiasi yang sama ditujukan juga kepada peserta pelatihan SAR yang diadakan Basarnas, karena sudah ikut berpartisipasi dengan kegiatan Basarnas, baik di pelatihan dan pada saat terjadi bencana atau musibah.
“Kami Basarnas, tidak bisa bekerja sendiri. Kami akan selalu berkoordinasi dengan Potensi Basarnas, gunanya untuk membantu kinerja Basarnas di lapangan, pada saat terjadi musibah atau bencana. Tanpa Potensi SAR, kami bukan siapa-siapa, apalagi terjadi musibah yang berskala besar, sehingga membutuhkan relawan yang banyak, [agar] penanganan pencarian dan pertolongan kepada korban cepat diatasi,” kata Sinaga.
Sinaga menegaskan bahwa dalam setiap operasi SAR, Basarnas akan bekerja semaksimal mungkin selama 7 sejak menerima laporan. Pencarian bisa dilanjutkan, apabila di hari ketujuh menemukan tanda-tanda korban. Operasi SAR, dapat diperpanjang selama 3 hari. Selebihnya dilanjutkan dengan pemantauan.