ZONAUTARA.com – Mungkinkah musik, seni, sastra, film, dan karya kreatif lainnya yang menambah begitu banyak kekayaan dalam hidup kita pada dasarnya berasal dari produk otak yang salah arah? Hal ini menjadi pertanyaan besar para ilmuwan untuk kemudian melakukan studi lanjutan.
Hal itu diulas dalam sebuah studi yang diterbitkan di Nature Neuroscience dengan judul Computational noise in reward-guided learning drives behavioral variability in volatile environments.
Produk dari kebisingan otak
Menurut para peneliti, tugas otak adalah membuat keputusan yang optimal dan maksimal, atau keputusan aman dari perspektif strategis. Berpikir kreatif adalah cara mensintesis informasi yang tersedia dengan cara baru, di mana ia belum tentu yang paling praktis.
Keingintahuan yang mengarah pada pemikiran kreatif telah diasumsikan sebagai pilihan yang mengarah pada hasil yang menyenangkan atau ekspresif.
Peneliti utama Valentin Wyart dari cole Normale Supérieure’s Laboratory for Cognitive and Computational Neuroscience mengatakan, temuan ini penting, karena hal ini menyiratkan bahwa banyak pilihan yang dibuat tanpa sepengetahuan kita, tanpa kita sadari. Musik, seni, dan sastra dihasilkan dari kebisingan otak.
Bagaimana eksperimen otak dilakukan?
Wyatt dan tim meminta seratus orang memainkan permainan mesin slot yang menawarkan mereka pilihan dua simbol, salah satunya terbukti lebih mungkin untuk memberi mereka hadiah uang. Saat mereka bermain, para peneliti menangkap pemindaian MRI.
Setiap kali mereka memilih salah dengan memilih simbol lain, anterior singulate cortex, bagian otak yang terkait dengan pengambilan keputusan, menyala, menandakan kepada penulis kegagalan untuk berhasil menghitung jawaban yang benar.
Wyart mengatakan bahwa peserta eksperimen memilih simbol terbaik dan bukan yang paling tidak pasti, tetapi mereka melakukannya atas dasar informasi yang salah yang dihasilkan dari kesalahan penalaran.
Studi tersebut menegaskan bahwa keputusan yang tidak serakah atau aman (tidak maksimal) berasal dari kebisingan otak. Wyart menyimpulkan, temuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar variabilitas perilaku disebabkan oleh presisi komputasi yang terbatas.
Wyart mencatat bahwa tidak semua kesalahan seperti itu buruk, contohnya adalah penemuan tak sengaja Christopher Columbus tentang Western Hemisphere. Contoh lainnya adalah seni, termasuk komedi yang mematahkan ekspektasi penontonnya.
Meskipun jelas ada otak memberi instruksi untuk dapat menghasilkan solusi dengan hasil paling praktis, namun tidak dapat disangkal bahwa banyak dari “kesalahan” itu benar-benar menghasilkan sesuatu yang menyenangkan.