ZONAUTARA.com – Skizofrenia adalah penyakit multifaset, dan tanda serta gejalanya juga beragam. Penyakit ini sulit dideteksi, terutama sejak dini. Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan di EMBO Molecular Medicine menemukan cara membantu mendiagnosis skizofrenia melalui sampel rambut.
Temuan tersebut dipublikasikan dengan judul Excess hydrogen sulfide and polysulfides production underlies a schizophrenia pathophysiology.
Mamalia yang sehat cenderung menunjukkan sesuatu yang disebut respon penghambatan prepulse, atau PPI. Semua orang cenderung melompat ketika mereka dikejutkan oleh suara keras, misalnya. Tetapi jika suara itu didahului oleh suara lain yang lebih tenang (prepulse), mereka tidak akan terlalu terkejut oleh suara kedua.
Namun, penderita skizofrenia cenderung memiliki respons PPI yang lebih rendah. Mereka bereaksi sama mendadaknya terhadap suara yang keras meski telah didahului oleh suara lain yang lebih tenang.
Para peneliti ingin mempelajari penanda fisik yang berbeda antara individu yang sehat dan penderita skizofrenia, sehingga mereka mempelajari protein yang ditemukan pada jenis tikus yang sering menunjukkan gejala skizofrenia, termasuk penurunan PPI.
Apa yang mereka temukan adalah tikus dengan PPI rendah cenderung memiliki tingkat enzim yang disebut MPST lebih tinggi. Enzim ini menghasilkan hidrogen sulfida, yang juga terdapat di seluruh tubuh tikus.
Tim peneliti kemudian bergerak untuk memeriksa otak penderita skizofrenia yang telah meninggal dan individu yang sehat. Semua otak penderita skizofrenia memiliki lebih banyak MPST dalam sel mereka. Tingkat MPST yang lebih tinggi dikaitkan dengan gejala skizofrenia yang lebih buruk.
Terlebih lagi, ketika para peneliti menguji folikel rambut subjek hidup dengan skizofrenia, mereka menemukan bahwa adanya peningkatan MPST. Namun, hal ini tidak berlaku untuk setiap individu dengan skizofrenia, karena hal itu bukan satu-satunya faktor.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi atau menyangkal teori ini, tetapi penelitian ini tentu membantu mengisi beberapa kesenjangan pemahaman kita tentang skizofrenia.