ZONAUTARA.com — Sedikitnya 170 danau alami dan buatan di Jabodetabekpunjur telah disurvei secara digital dalam pemetaan bersama oleh pemerintah kota dan Accelerator Lab Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa/United Nations Development Programme (UNDP), untuk mengurangi banjir di masa depan.
Penilaian survei melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dan merupakan bagian dari upaya pemerintah yang lebih besar untuk menyoroti peran penting danau dalam menampung luapan air selama musim hujan.
Pengumpulan data dilakukan bekerja sama dengan Project Management Office (PMO) wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabekpunjur) dan Perkumpulan OpenStreetMap Indonesia (POI).
Masyarakat ikut serta dalam penilaian melalui aplikasi digital open source, seperti Ushahidi dan Mapillary. Ushahidi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang aspek fisik danau kota, sedangkan Mapillary digunakan untuk mengumpulkan foto daerah tersebut. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melakukan pengecekan silang atas keabsahan data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan pemetaan sebelumnya.
“Kami bermaksud untuk meningkatkan upaya mitigasi banjir melalui crowdsourcing dan melibatkan masyarakat dalam solusinya. Kami menggunakan aplikasi sumber terbuka untuk memastikan transparansi dan akses informasi bagi publik. Kami juga menggabungkan data kualitatif dengan citra satelit, dan gambar lapangan untuk menghasilkan hasil yang lebih teliti,” kata Aisha Marzuki, Head of Exploration, Accelerator Lab UNDP Indonesia.
Pemerintah berencana menggunakan data yang dikumpulkan untuk pengelolaan danau di masa depan.
“Kami harap kegiatan ini akan membantu penyusunan regulasi tentang tata kelola danau. Kami berharap dapat mengidentifikasi danau-danau yang perlu dikelola oleh pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten atau provinsi,” kata Wisnubroto Sarosa, Direktur PMO Jabodetabekpunjur.
Informasi tentang kondisi fisik danau dan sekitarnya, seperti struktur inlet dan outlet yang mengendalikan aliran air, akan meningkatkan data pemerintah yang ada untuk mengidentifikasi kemampuan danau dalam menyimpan air saat banjir. Hal ini akan memberikan peluang untuk melakukan proses pemetaan partisipatif yang melibatkan masyarakat.
“Kami mengadakan pelatihan intensif selama dua hari tentang keterampilan teknis seputar input data untuk mempersiapkan surveyor lokal untuk kegiatan pemetaan. Tim kami melanjutkan untuk memverifikasi data dan temuan dari lapangan. Hasilnya adalah peta yang inovatif dan dinamis yang mendorong interaksi dengan pengguna,” kata Dewi Sulistioningrum, Head of Operations, Perkumpulan OpenStreetMap Indonesia.
Temuan menunjukkan bahwa 24 persen dari danau yang dipetakan banjir kira-kira dua kali setahun. Pengelola danau memainkan peran penting untuk mengurangi banjir melalui pembersihan jalur air secara rutin. Namun peran tersebut dipegang secara tidak proporsional oleh laki-laki. Temuan ini juga menunjukkan bahwa beberapa pengelola danau perempuan telah menempuh upaya ekstra, seperti membersihkan danau dan menyelenggarakan penggalangan dana untuk pembersihan.
Selain itu, 103 dari 170 danau yang dipetakan dikelola oleh pemerintah, yang memberikan peluang untuk mengatur danau yang tersisa di bawah kebijakan berbasis bukti. Diharapkan inisiatif serupa akan berkontribusi pada transformasi digital di wilayah perkotaan, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030.
Hasil pemetaan dapat diakses di https://situ-jabodetabekpunjur.ushahidi.io/.