ZONAUTARA.com – Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara kera dan monyet. Padahal kedua kata ini menunjuk pada satwa atau hewan yang berbeda.
Jika anda tinggal di Sulawesi Utara (Sulut) atau pernah ke Sulut, terutama mendatangi Tangkoko, anda akan akrab dengan nama Yaki.
Yaki adalah salah satu mamalia endemik Sulut yang bisa dijumpai di kawasan Tangkoko, salah satu wilayah konservasi. Apakah Yaki termasuk kera atau monyet?
Perbedaan antara kera dan monyet
Pertanyaan soal perbedaan kera dan monyet memang kerap muncul, bagaimana rupa monyet dan bagaimana bentuk kera.
Secara sederhana kera dan monyet bisa dibedakan melalui ekornya. Jika monyet memiliki ekor yang terlihat panjang, sementara kera ekornya pendek.
Ketika bergerak, kera memiliki lengan yang cenderung lebih panjang dan bisa berjalan menggunakan kedua kakinya. Kera juga cenderung hidup di atas pohon.
Sementara itu, monyet cenderung berjalan menggunakan kedua kaki dan tangannya. Hidup monyet semi terestrial atau hidup di pohon dan di darat/tanah.
Sementara itu, monyet cenderung berjalan menggunakan kedua kaki dan tangannya. Hidup monyet semi terestrial (hidup di pohon dan di darat/tanah) maupun terestrial (hidup di darat/tanah).
Volume otak kera juga lebih besar dibandingkan monyet. Orangutan dan gorila adalah contoh kera. Monyet ekor panjang, lutung dan siamang adalah contoh monyet. Yaki adalah monyet (Monyet hitam Sulawesi atau Macaca nigra).
Bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berikut adalah arti kera dan monyet:
ke.ra
- n binatang menyusui (yang tergolong paling sempurna), bentuk tubuhnya mirip manusia, berbulu pada seluruh tubuhnya, memiliki otak yang relatif lebih besar dan lebih cerdas daripada hewan lain, termasuk hewan pemakan buah, biji-bijian, dan sebagainya (Anthropoidea).
- n monyet, terutama yang berekor panjang (Macacus synomolgus)
mo.nyet /monyèt/
n kera yang bulunya berwarna keabu-abuan dan berekor panjang, tetapi kulit muka, telapak tangan, dan telapak kakinya tidak berbulu (Macacus synomolgus).