Para politisi Prancis memberikan penghormatan hari Sabtu (7/1) kepada staf Charlie Hebdo dan para korban lain dari serangan Islamis yang terjadi pada Januari 2015. Perkembangan itu terjadi beberapa hari setelah edisi terbaru mingguan satir itu memicu kemarahan di Iran.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mencuit nama-nama ke-17 korban dari serentetan serangan delapan tahun lalu di dan sekitar Paris, termasuk 12 orang yang tewas di kantor Charlie Hebdo.
“Kami tidak akan pernah melupakan kalian,” tambahnya, dengan sebuah kartun karya kartunis Prancis terkenal Plantu di bawahnya.
Perdana Menteri Elisabeth Borne juga memperingati ulang tahun serangan tersebut, yang juga melibatkan sebuah pengepungan mematikan di sebuah supermarket kosher.
“Dalam menghadapi terorisme Islamis, Republik tetap berdiri,” cuitnya. “Untuk keluarga mereka, untuk nilai-nilai kita, untuk kebebasan kita: kita tidak lupa.”
Dan Menteri Kebudayaan Rima Abdul Malak mencuit: “Satir, ketidaksopanan, tradisi kartun pers adalah intrinsik bagi demokrasi kita. Kami akan terus membela mereka.”
Penghormatan itu terjadi beberapa hari setelah Teheran marah terhadap kartun-kartun yang mengejek kepemimpinan Iran dalam edisi terbaru Charlie Hebdo, yang terbit pada Rabu (4/1).
Majalah itu mengundang sejumlah kartunis untuk menggambarkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang sedang dilanda berbagai demonstrasi oleh masyarakat, khususnya kaum perempuan.
Gambar sampul depan berusaha menyoroti perjuangan hak-hak perempuan, sementara kartun lainnya eksplisit secara seksual dan menghina Khamenei dan para ulama lain.
Banyak juga kartun yang memperlihatkan penggunaan hukuman mati oleh pihak berwenang sebagai taktik untuk memadamkan protes-protes. [vm/ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia