Perdana Menteri Swedia, Minggu (8/1), yakin bahwa Turki akan menyetujui permohonannya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Namun negara tersebut menengarai pihaknya tidak dapat memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan Ankara sehubungan dengan keanggotaan tersebut.
“Turki sama-sama menegaskan bahwa kami telah melakukan apa yang kami katakan akan kami lakukan, tetapi mereka juga mengatakan bahwa mereka menginginkan hal-hal yang tidak dapat atau tidak ingin kami berikan kepada mereka,” kata Perdana Menteri Ulf Kristersson di Swedia.
Finlandia dan Swedia menandatangani perjanjian tiga arah dengan Turki pada 2022 yang bertujuan untuk mengatasi keberatan Ankara atas keanggotaan mereka di NATO.
Mereka menyatakan keinginan untuk bergabung dengan NATO pada Mei, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Namun, Turki keberatan dan menuduh kedua negara itu menyembunyikan para militan, termasuk dari Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang.
Satu hal yang mencuat adalah ekstradisi orang-orang yang dianggap Turki sebagai teroris. Ankara menyatakan kekecewaannya dengan keputusan pengadilan tinggi Swedia pada tahun lalu yang menghentikan permintaan untuk mengekstradisi seorang jurnalis yang diduga memiliki hubungan dengan ulama Islam Fetullah Gulen, yang disalahkan oleh Turki atas percobaan kudeta. [ah]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia