ZONAUTARA.COM — Keluhan masyarakat Bolaang Mongondow Timur (Boltim) soal kondisi jalan provinsi di Desa Lanut Kecamatan Modayag, mendapat tanggapan dari DPRD Sulawesi Utara.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Bolmong Raya, Rocky Wowor.
Rocky mengaku bahwa kondisi jalan tersebut memanglah rusak. Namun setahu dirinya, ada anggaran perbaikan setiap tahunnya, karena itu adalah salah satu dari perjuangannya kepada pemerintah.
Berdasarkan data yang dihimpun, anggaran perbaikan jalan di Desa Lanut itu ada dalam APBD 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020, serta mendapatkan alokasi dana PEN pada 2021/2022.
Jika ditotal, anggaran yang diarahkan ke ruas jalan tersebut sejak 2015 sudah mencapai Rp 55,3 miliar ditambah anggaran bencana sekitar Rp 2 miliar lebih.
“Perbaikan ruas jalan ini tidak pernah absen. Setiap tahun sejak 2015 sampai dengan 2022 selalu disiapkan anggaran khusus untuk ruas jalan tersebut,” ungkap Rocky, Kamis (12/1/2023) malam.
Menurut Ketua Fraksi PDIP itu, selama masa pandemi Covid-19 saja (2020-2022), saat kondisi ekonomi negara dan masyarakat sedang sulit, sudah lima kali dilakukan perbaikan.
“Lokasi ini masuk daerah rawan bencana karena memiliki tanah yang labil, curah hujan yang tinggi dan lama serta merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan lereng agak terjal sampai terjal. Data dari Badan Geologi ruas jalan ini termasuk gerakan tanah menengah-tinggi,” tambahnya.
Anggaran bencana juga sempat dialokasikan untuk ruas jalan Modayag-Molobog ini.
“Saat terjadi bencana lewat kerja sama pemerintah provinsi dan Pemkab Boltim, bupati langsung mengeluarkan surat bencana dan pemerintah provinsi lewat dana bencana meluncurkan Rp 2 miliaran untuk perbaikan,” urainya.
Ia pun meminta masyarakat untuk bersabar dan terus berhati-hati. Saat ini pihak terkait sedang berkoordinasi mencari solusi atas permasalahan ini.
“Perlu diketahui lalu lintas harian rata-rata ruas jalan Modayag-Molobog bisa dikatakan rendah dibanding dengan jalan provinsi lainnya. Jika dibandingkan dengan anggaran yang sudah masuk ke sana sangat banyak. Sekarang saya terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencarikan solusi terbaik,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Dinas PUPR Sulut Wilayah Bolmong Anwar Lobud menjelaskan, ruas jalan tersebut sudah mendapat anggaran sejak 2015. Saat itu terjadi bencana.
“Penanganan sudah dari 2015. Sampai sekarang sudah banyak anggaran diarahkan untuk ruas jalan tersebut. Tapi memang di titik itu tanahnya bergerak terus,” tukas Wowor.
Dia melanjutkan, saat ini sedang dilakukan penelitian dari bagian perencanaan apa yang bisa dilakukan untuk akses jalan tersebut. Apakah akan dibuatkan alternatif.
“Satu-satunya ruas jalan di Sulut yang bergerak terus ya jalan Modayag-Molobog ini. Jadi memang harus hati-hati lakukan perencanaan,” tutupnya. (*)