Sebuah komet akan melesat ke arah bumi setelah 50.000 tahun. Menurut NASA, komet berbentuk bola salju kotor itu terakhir kali melintasi bumi pada zaman Neanderthal.
Komet ini akan mendekati bumi pada 1 Februari, sebelum melaju kembali dan tidak akan mungkin kembali selama jutaan tahun mendatang.
Jadi bertentangan dengan judul film komet pembunuh: “Don’t Look Up” (“Jangan Lihat ke Atas”), maka kini dengan datangnya komet hijau justru: lihatlah ke atas!
Astronom di Royal Observatory Greenwich di London, Jake Foster, mengatakan “komet ini akan relatif dekat.” Ditambahkannya, “namun ketika komet ini datang jaraknya masih sekitar 42 juta kilometer dari kita. Terkadang planet Venus bisa lebih dekat dengan kita dibanding komet yang akan tiba ini. Jadi jelas ini tidak berbahaya. Tetapi cukup dekat sehingga kita bisa mendapatkan pemandangan yang cukup bagus.”
Komet ini ditemukan Maret 2022 lalu oleh para astronom yang menggunakan semacam kamera lebar yang disebut “Zwicky Transient Facility” di Caltech’s Palomar Observatory. Hal ini menjelaskan kerumitan nama komet itu, yaitu “Comet C/2022 E3 ZTF.”
Dengan menggunakan teropong dan teleskop kecil, komet hijau yang tidak berbahaya itu sudah terlihat di langit bagian utara. Mereka yang tinggal di Belahan Bumi Utara mungkin dapat melihatnya dengan mata telanjang.
Ketika komet hijau ini mendekat, cuaca diperkirakan akan cerah. Komet ini paling baik dilihat pada Rabu dini hari.
Pada tanggal 10 Februari, komet ini akan berada di dekat sudut bagian tenggara Mars, tengara yang bagus (mudah dikenali).
Pengamat langit di Belahan Bumi Selatan harus menunggu hingga bulan Maret untuk melihat sekitas komet ini. Namun mereka yang berada di Belahan Bumi Utara, tanggal 1 Februari adalah saat terbaik untuk melihatnya.
“Komet itu akan muncul sebagai petak kabur yang sangat redup di langit. Komet itu akan muncul dan menjadi terang di mana kita bisa melihatnya ke arah utara, melintas cukup dekat di Kutub Utara dan kemudian bergerak memutar, menukik dengan cepat ke belahan bumi selatan. Komet ini terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang. Jadi orang harus mencoba menemukannya dengan teropong atau teleskop kecil,” ujar Catherine Pilachowski, pakar astronomi di Indiana University. Komet ini akan mudah terlihat karena jejaknya yang berwarna hijau.
Para ilmuwan yakin, dengan perhitungan orbit saat ini, komet itu terakhir kali melintas di tata surya pada 50.000 tahun lalu.
“Komet ini berasal dari tempat yang sangat jauh di tata surya, lebih dari 2.000 kali lebih jauh dari matahari ke bumi,” ujar Pilachowski.
Pada tanggal 1 Februari komet itu akan meluncur antara orbit bumi dan Mars dengan kecepatan relatif 207.000 kilometer per jam.
Komet ini diperkirakan tidak akan seterang komet lain, seperti Neowise pada tahun 2020 atau Hale-Bopp dan Hyakutake pada pertengahan akhir 1990an. [em/lt]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia