Seorang pejabat Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan pada Jumat (10/2) hingga 5,3 juta orang di Suriah mungkin telah kehilangan tempat tinggal akibat dgempa dahsyat yang mengguncang wilayah itu pada minggu ini.
“Sebanyak 5,3 juta orang di Suriah mungkin kehilangan tempat tinggal akibat gempa,” kata Sivanka Dhanapala, perwakilan Suriah dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, dalam konferensi pers.
Dia mengatakan PBB memperkirakan 5,37 juta orang yang terkena dampak gempa akan membutuhkan bantuan tempat tinggal di seluruh negeri.
“Itu adalah jumlah yang sangat besar dan mereka adalah populasi yang sudah menderita dalam pengungsian massal,” katanya.
“Untuk Suriah, ini adalah krisis di dalam krisis. Kami mengalami guncangan ekonomi, COVID, dan sekarang berada di musim dingin yang membekukan,” katanya.
Para penyintas gempa berbondong-bondong mendatangi kamp-kamp yang didirikan untuk orang-orang yang terlantar akibat perang yang telah terjadi selama hampir 12 tahun dari bagian lain Suriah.
Advertisment:
Banyak yang kehilangan rumah atau terlalu takut untuk kembali ke bangunan yang telah rusak akibat gempa.
Hampir 23.000 orang tewas di seluruh Turki dan Suriah karena gempa tersebut, yang disebut sebagai salah satu bencana terburuk yang melanda wilayah itu dalam satu abad terakhir.
Berdasarkan angka Kementerian Kesehatan dan tim SAR, gempa itu menewaskan lebih dari 3.300 orang di Suriah.
Konflik di Suriah dimulai pada 2011 saat dilakukannya represi brutal terhadap protes damai. Tensi di negara tersebut meningkat hingga menarik kekuatan asing dan jihadis dunia.
Hampir setengah juta orang telah terbunuh, dan konflik tersebut telah memaksa sekitar setengah dari penduduk negara itu sebelum perang meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka yang mengungsi keTurki. [ah/ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia