Pasukan Ukraina yang berjuang menahan serangan Rusia di Bakhmut, kota kecil di bagian timur, memohon tambahan bantuan senjata kepada komunitas internasional.
Permohonan itu muncul ketika para pemimpin negara Barat bertemu di Munich, Jerman pada Jumat (17/2) untuk membahas perang yang sudah mengguncang Eropa selama satu tahun.
“Beri kami lebih banyak peralatan militer, lebih banyak senjata dan kami akan menghadapi para penjajah Rusia. Kami akan hancurkan mereka,” kata Dmytro, tentara Rusia yang bertahan di Bakhmut. Sambil berdiri di bawah guyuran salju, Dmytro mengutarakan permohonan yang sama yang diucapkan Presiden Ukraina di konferensi Munich.
Menjelang satu tahun invasi Rusia, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin meningkatkan serangan di wilayah timur Ukraina.
Ukraina merencanakan serangan balasan pada musim semi. Hal itu menjadi alasan negara Balkan itu meminta lebih banyak senjata berat dan senjata untuk sasaran jarak jauh dari para sekutu Barat.
Konflik terburuk Eropa sejak Perang Dunia II itu sudah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa jutaan lainnya mengungsi, memukul perekonomian dunia dan membuat Putin dikucilkan di Barat.
Putin mengatakan dia berjuang untuk keamanan Rusia terhadap aliansi Pakta Pertahanan Atlanti Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang makin berkembang secara agresif. Namun Kyiv dan para sekutunya memandang invasi tersebut sebagai pencaplokan wilayah di Ukraina gaya colonial. Ukraina sebelumnya adalah bagian dari bekas Uni Soviet.
Konferensi Munich
Konferensi Keamanan Munich yang berlangsung selama tiga hari dihadiri oleh sejumlah pemimpin Barat, termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Dalam pertemuan tahun lalu, para pemimpin itu mendesak Putin agar tidak melancarkan invasi dan memperingatkan konsekuensi berat jika dia tetap menyerang Ukraina. Tahun ini, mereka bergulat dengan dampak akibat invasi Rusia.
Berbicara melalui sambungan video dalam pertemuan itu, Zelenskyy menyerukan para pemimpin Barat untuk mempercepat pengiriman senjata. Permintaan Zelenskyy itu langsung mendapat dukungan dari Scholz dan Macron.
Dukungan internasional juga datang dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Lembaga keuangan itu pada Jumat (17/2) mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Ukraina yang akan membuka pembicaraan untuk program pinjaman penuh. [ft/pp]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia