ZONAUTARA.com – Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat di beberapa daerah mengeluhkan kondisi cuaca yang terasa sangat panas, terutama pada siang hari. Meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberi penjelasan bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh masa transisi atau peralihan musim, namun tidak dapat dipungkiri bahwa suhu permukaan bumi terus meningkat.
Dilansir dari lama bmkg.go.id, sepanjang bulan Maret 2023, telah terjadi anomali kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,05 ° Celcius, sehingga suhu rata-rata di Indonesia ada pada angka 26.68 oC. Hal itu didasarkan atas analisis dari 118 stasiun pengamatan BMKG.
Adapun normal suhu udara klimatologis untuk bulan Maret periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.63 oC (dalam kisaran normal 20.08 oC – 28.63 oC). Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan Maret 2023 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0.05 oC. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan Maret 2023 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-14 sepanjang periode data pengamatan sejak 1981.
Secara umum di wilayah Indonesia, anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada bulan Maret 2023 menunjukkan nilai anomali positif atau lebih tinggi dari rata-rata klimatologisnya. Anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi – Manado, Sulawesi Utara (0.8 oC), sedangkan anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Kalimantan Timur (-1.2 oC).
Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata bulan Maret 2023 terhadap bulan sebelumnya (Februari 2023), dari 162 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia secara umum menunjukkan kenaikan suhu (nilai positif). Peningkatan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Banyuwangi, Jawa Timur (1.3 oC), sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Rahadi Oesman, Kalimantan Barat (-0.8 °C).
Anomali suhu udara rata-rata Tahunan
Anomali suhu udara tahunan adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap rata-rata periode normal (dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1991-2020). Berdasarkan data dari 91 stasiun pengamatan BMKG, normal suhu udara periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.8 oC dan suhu udara rata-rata tahun 2022 adalah sebesar 27.0 oC.
Untuk wilayah Indonesia secara keseluruhan, tahun 2016 merupakan tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C sepanjang periode pengamatan 1981 hingga 2022.
Tahun 2022 sendiri menempati urutan ke-13 tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.2 °C, sementara tahun 2020 dan 2019 berada di peringkat kedua dan ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.5 °C dan 0.4 °C. Sebagai perbandingan, informasi suhu rata-rata global yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) di laporan terakhirnya pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama).
Anomali suhu udara rata-rata per-stasiun pada tahun 2022 yang diperoleh dari 91 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia hampir seluruhnya menunjukkan nilai anomali positif, dengan hanya sebagian kecil yang memiliki nilai anomali negatif. Anomali maksimum tercatat di Stasiun Meteorologi Sentani – Jayapura (sebesar 0.8 oC), sedangkan anomali minimum tercatat di Stasiun Meteorologi Karel Sadsuitubun – Maluku Tenggara (sebesar -0.7 oC).
Perbedaan (selisih) suhu udara rata-rata tahun 2022 dengan tahun 2021 yang diperoleh dari 89 stasiun pengamatan BMKG menunjukkan nilai perbedaan negatif yang dominan hampir diseluruh wilayah Indonesia, sehingga dapat diartikan bahwa suhu udara rata-rata tahun 2022 cenderung lebih dingin dibandingkan tahun 2021.
Perbedaan positif terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Syukuran Aminudin Amir – Sulawesi Tengah (sebesar 0.7 oC), sedangkan perbedaan negatif terbesar tercatat di Stasiun Meteorologi Perak I – Surabaya (sebesar -0.5 °C).