ZONAUTARA.com — Mohamad Sukri Adam (MSA), sosok muda ini dikenal sangat concern terhadap hal-hal baru dan krusial di Bolsel.
Dikenal sebagai figur adaptif yang supel dalam pergaulan dan rendah hati.
Karena itu, membuat MSA kerap dipercayai untuk mengemban tanggung jawab sebagai pembawa amanat masyarakat.
Baru-baru ini, sosok milenial yang biasa disapa MSA ini menggelar iven Bolsel E-Sport Tournament Mobile Legend sebagai wujud passion dan ketertarikannya terhadap perkembangan cabang olahraga baru ini.
Turnamen ini dilaksanakan di Warkop Dego-dego dengan mengikutsertakan 16 Squad dan 80 e-sport player, dan dibuka langsung oleh MSA.
Tak hanya itu, MSA bahkan telah membentuk MSA E-Sport, wadah di mana dia turun langsung menjadi Pembina E-sport Mobile Legend di Bolsel.
“Bolsel ini daerah yang kompetitif, torang pe SDM adalah SDM berdaya saing. Apalagi kaum mudanya.”
“Saya baca potensi mereka, lalu saya follow up dengan membentuk MSA E-Sport. Supaya kaum muda ada wadah untuk berkreasi dan mengembangkan potensi diri dalam bidang ini” kata MSA usai membuka turnamen.
Menurutnya, pihak yang produktif dan paling gercep memanfaatkan teknologi dan digitalisasi adalah para generasi Z yang diketahui merupakan peminat tertinggi dari e-Sport ini.
“Semua ini generasi yang progresif. Jadi melalui turnamen ini, saya harap akan ada inovasi-inovasi yang generasi muda akan ciptakan untuk pengembangan e-Sport ini” tambahnya antusias.
Menariknya, sesaat setelah membuka turnamen, MSA langsung menyerahkan hadiah kepada para peserta sebagai mood booster bagi mereka untuk berkompetisi.
Nah, buat yang belum tahu E-Sport, atau olahraga elektronik merupakan suatu cabang olah raga dengan mekanisme digitalisasi yang kompetitif, sebagai bagian dari Game Developer.
Game yang dioperasikan menggunakan gawai ini mulai masif perkembangannya hingga penjuru dunia, tak terkecuali di Bolsel.
Sebagai tambahan, satu dari 17 subsektor Ekonomi Kreatif, yakni Game Developer, merupakan subsektor yang peminatnya didominasi oleh Generasi Z. Para peminatnya tidak hanya developernya saja, melainkan mereka yang kerap memainkan game berkonsep digitalisasi ini.