Ketegangan di Selat Taiwan Meningkat, Menteri Pertahanan AS dan China Saling Tuding

Redaksi ZU
Penulis Redaksi ZU




Amerika Serikat dan China pada akhir pekan di Singapura saling tuding. Pemimpin militer kedua negara saling melemparkan tuduhan bahwa pihak lawan telah meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan pada pidato terpisah dalam pertemuan puncak yang dimaksudkan untuk menonjolkan persatuan. 

Insiden pertama terjadi ketika jet tempur China yang melakukan manuver di atas Laut China Selatan akhir bulan lalu hampir menyenggol pesawat pengintai AS dalam tindakan yang oleh Amerika Serikat disebut sebagai “agresif yang tidak perlu.”

Beberapa hari kemudian, di Selat Taiwan, yang memisahkan Taiwan dari benua Asia, sebuah kapal perusak China melakukan manuver dan hampir menabrak kapal perang AS.

Menteri Pertahanan AS Llyod Austin menyebut langkah itu “tidak bertanggung jawab,” dan Angkatan Laut AS menyebutnya “tidak aman.”

Insiden-insiden itu menimbulkan perang kata-kata antara Amerika Serikat dan China pada Dialog Shangri-La tahun ini di Singapura. Pertemuan tersebut merupakan perhelatan tahunan bagi para petinggi militer dunia dan merupakan platform untuk membangun jaringan dan mengupayakan peredaan ketegangan.

Tahun ini sebaliknya yang terjadi, pemimpin militer dari kedua negara bertukar kata-kata keras tentang peristiwa baru-baru ini di Laut China Selatan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara pada forum Dialog Shangri-La. “Republik Rakyat China terus melakukan sejumlah penyergapan berisiko yang mengkhawatirkan terhadap pesawat AS dan pesawat sekutu yang terbang secara sah di wilayah udara internasional. Kami akan mendukung sekutu dan mitra-mitra kami ketika mereka mempertahankan diri dari kekerasan dan intimidasi. Untuk lebih jelasnya, kami tidak mencari konflik atau konfrontasi,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan China Li Shangfu melontarkan pernyataan,  “Untuk benar-benar menghindari insiden ini, cara terbaik bagi semua negara – terutama dengan kapal angkatan laut dan jet tempur – adalah tidak mengambil tindakan penutupan di wilayah laut dan udara teritorial negara lain. Sederhananya: urus masalah Anda sendiri dan jaga orang-orang Anda dengan baik.”

Li telah menolak permintaan Austin untuk melakukan pertemuan pada forum di Singapura itu.

Sementara menteri pertahanan China pada dasarnya mengatakan kepada AS agar berkemas dan pulang, China beberapa bulan lalu menerbangkan balon mata-mata melintasi Amerika Serikat dan Kanada untuk mengumpulkan informasi, antara lain, pangkalan-pangkalan militer AS.

Seorang anggota kongres Amerika mengatakan China telah bertindak terlalu jauh.

Anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner berbicara pada hari Minggu dalam acara televisi ABC “This Week.” “Mereka mendapatkan semacam rasa permisif. Saya pikir pemerintahan Biden perlu meningkatkan dan menjelaskan bahwa China telah mengidentifikasi dirinya sebagai musuh, dan kami akan memperlakukannya seperti itu,” jelasnya.

Selama bertahun-tahun Beijing telah menolak dukungan Amerika Serikat terhadap Taiwan, dan marah dengan anggota kongres AS yang menyambut para pemimpin pulau itu, seperti yang dilakukan oleh Ketua DPR Kevin McCarthy baru-baru ini di California.

Departemen Luar Negeri AS menyebut Taiwan sebagai mitra utama di kawasan itu. China memandang pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai provinsi yang memberontak. [lt/jm]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
Leave a comment
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com