bar-merah

Uskup Agung Argentina Mengaku Bersalah Saat Atasi Laporan Pelecehan Seksual pada Anak-Anak 


Uskup Agung Argentina Victor Manuel Fernandez, yang dipilih oleh Paus Fransiskus untuk mengepalai kantor Vatikan yang sangat berpengaruh, pada hari Minggu (9/7) mengakui bahwa ia telah membuat kesalahan dalam caranya menangani kasus seorang pastur yang dikecam karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Kasus itu masih membuatnya dikecam luas karena dinilai melindungi pastur tersebut. 

“Hari ini (jika saja kejadian itu terjadi hari ini.red), saya tentunya akan mengambil tindakan yang sangat berbeda, dan tentu saja kinerja saja ketika itu tidak cukup, ini sangat jelas,” ungkap Fernandez dalam wawancara dengan Associated Press setelah merayakan misa di kota La Plata, sekitar 70 kilometer di selatan Buenos Aires. “Hari ini saya memiliki lebih banyak pengalaman dan akan mengambil prosedur lain, dan semuanya akan berbeda.” 

Paus Fransiskus pada tanggal 1 Juli lalu menunjuk Fernandez untuk mengepalai the Holy See’s Dicastery for the Doctrine of the Faith, mulai September nanti. Salah satu tugasnya adalah menangani dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pastur. 

Dalam pengumuman pada hari Minggu itu, Fernandez juga diangkat sebagai kardinal, bersama dengan sekitar 20 pemuka agama lain. 

BishopAccountability.org, sebuah organisasi di Amerika Serikat yang merawat arsip online tentang pelecehan di gereja Katolik Roma, baru-baru ini mempertanyakan penunjukkan Fernandez untuk mengepalai Dikasteri atau divisi gereja itu, dengan mengklaim bahwa Fernandez menolak mempercayai laporan soal pastur Eduardo Lorenzo, yang berasal dari Keuskupan La Plata, yang diduga telah melecehkan anak-anak di bawah umur. 

Pada tahun 2019, beberapa jam setelah mengetahui bahwa seorang hakim Argentina telah memerintahkan penangkapan terhadap dirinya atas dugaan pelecehan seksual terhadap lima anak, Lorenzo ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di fasilitas Caritas di La Plata. Kematiannya dikategorikan sebagai tindakan bunuh diri, dan karenanya sidang pengadilan untuk meminta pertanggungjawabannya tidak dilangsungkan lagi. 

Menanggapi kritik organisasi di Amerika Serikat itu, Fernandez mengatakan kepada Associated Press beberapa hari sebelumnya, bahwa ia “tidak pernah” mengatakan tidak percaya atas tuduhan-tuduhan itu, dan bahwa ia telah mengambil sejumlah langkah untuk menjauhkan Lorenzo dari para terduga korban. 

Tetapi pada hari Minggu, dalam wawancara dengan Associated Press, Fernandez lebih mengkritisi dirinya sendiri atas tindakan yang telah ia ambil, yang ia kaitkan dengan fakta bahwa ia tiba di Keuskupan Agung La Plata pada tahun 2018 “tanpa pengalaman apapun di keuskupan lain,” dan bahwa ketika itu prosedur untuk menangani tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan pastur juga “kurang jelas.” 

Fernandez mengatakan jika ia harus memperbaiki sesuatu, maka ia “akan memperlakukan para korban secara lebih dekat” dan “mengambil tindakan lebih dini” untuk mencopot Lorenzo dari tugasnya sebagai pastur, di saat penyelidikan yang dilakukan oleh sistem peradilan pidana berlangsung secara pararel.

Tuduhan terhadap Lorenzo berawal pada tahun 2008, ketika wali baptis seorang anak di bawah umur menuduhnya melakukan pelecehan seksual. Tetapi sistem pengadilan Argentina menutupi kasus itu dengan alasan tidak ada cukup bukti yang memberatkan Lorenzo.

Sebelas tahun kemudian, pengacara Juan Pablo Gallego berhasil membuka kembali kasus pidana itu dan mulai mewakili sejumlah anak di bawah umur lainnya. Dalam waktu yang sama saat pengadilan melakukan penyelidikan, Fernandez ditunjuk menjadi Uskup Agung La Plata. 

Gallego mengatakan refleksi Fernandez “sangat terlambat.” “Menurut pengalaman saya, Fernandez bekerja dengan cepat untuk ikut campur tangan dalam penyelidikan yudisial,” tambahnya. 

Fernandez juga diinterogasi karena telah memberikan perlindungan kepada sang pastur di fasilitas Caritas, dengan menunjukkan foto dirinya bersama Lorenzo di situs Keuskupan Agung La Plata. Fernandez juga merayakan misa setelah Lorenzo bunuh diri, untuk menegaskan bahwa pastur itu mengalami saat-saat stress yang luar biasa. 

Fernandez mengatakan telah berbicara dengan Paus Fransiskus tentang kecaman yang diterimanya terkait kasus Lorenzo. “Paus mengatakan kepada saya, kamu jelaskan realitas sebagaimana adanya.” 

Di sisi lain, mengenai fungsi masa depannya kelak, Fernandez mengatakan Paus memintanya untuk mengabdikan diri pada bagian doktrinal atau teologis. Sang Paus juga memintanya untuk mempercayakan apa yang mengacu pada penyalahgunaan anak-anak di bawah umur kepada divisi disiplin yang memiliki keahlian khusus. 

Fernandez mengatakan ia ingin memastikan bahwa wilayah terakhir “memiliki semua yang dibutuhkan, yaitu dukungan dan sumber daya untuk pekerjaannya.” [em/rs]

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com