bar-merah

Hukuman Penjara Tambah 19 Tahun, Navalny akan Bebas pada Usia 74


Politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny, mendapat tambahan 19 tahun hukuman penjara dengan pengamanan ekstra ketat pada Jumat (4/8). Navalny menyebut tuduhan tersebut merupakan kasus kriminal yang dirancang untuk menakuti rakyat Rusia agar tunduk pada kekuasaan. 

Navalny, kritikus paling vokal Presiden Vladimir Putin, sudah menjalani sebagian dari total hukuman  penjara 11,5 tahun dengan dakwaan penipuan dan tuduhan lain yang menurutnya juga palsu. Kremlin melarang gerakan politiknya dan bahkan menyatakan sebagai “ekstremis.” 

Pengadilan di koloni hukuman IK-6 di Melekhovo, sekitar 235 km timur Moskow, pada Jumat (4/8) menutup persidangan Navalny atas enam dakwaan terpisah, termasuk menghasut dan mendanai kegiatan ekstremis dan melahirkan organisasi ekstremis. 

Laporan media Rusia yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa Navalny, sekarang berusia 47 tahun, akan berusia 74 tahun pada saat dia keluar dari penjara pada 2050. 

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke media sosial melalui pengacara dan pendukungnya, Navalny mengatakan bahwa dia menghadapi hukuman penjara seumur hidup kecuali otoritas saat ini lengser lebih dulu. 

“Sembilan belas tahun di penjara dengan keamanan maksimum. Angkanya tidak masalah. Saya mengerti betul bahwa, seperti banyak tahanan politik, saya menjalani hukuman seumur hidup. Di mana hukuman seumur hidup diukur dengan panjang hidup saya atau lamanya kehidupan rezim ini,” kata Navalny. 

“Angka hukuman bukan untuk saya. Ini untuk Anda. Anda, bukan saya, yang sedang ditakuti dan dilarang memiliki kemauan untuk melawan. Anda dipaksa untuk menyerahkan Rusia Anda tanpa perlawanan kepada geng pengkhianat, pencuri, dan penjahat yang telah merebut kekuasaan. (Presiden Vladimir) Putin tidak boleh mencapai tujuannya. Jangan kehilangan kemauan untuk melawan.”  

 

Sebelumnya jaksa penuntut negara bahkan mengajukan tambahan hukuman selama 20 untuk Navalny. 

Dakwaan tersebut terkait perannya dalam gerakan yang sekarang sudah bubar di dalam Rusia, yang pihak berwenang tuduhkan mencoba menghasut revolusi dengan berupaya merusak situasi sosial-politik. 

Departemen Luar Negeri AS menyebut putusan itu sebagai “kesimpulan yang tidak adil atas pengadilan yang tidak adil”, sementara Uni Eropa mengutuk apa yang disebutnya putusan bermotif politik lainnya dan menyerukan pembebasan Navalny segera. 

Sekelompok kecil pendukung Navalny yang berkumpul di luar penjara tidak diperkenankan masuk untuk mengikuti pembacaan putusan yang berlangsung tertutup. Wartawan tidak diizinkan masuk ke ruang sidang tetapi dapat menonton jalannya persidangan melalui CCTV. 

Mengenakan seragam penjara gelap dan diapit oleh pengacaranya, Navalny sesekali tersenyum saat mendengarkan keputusan hakim. 

Mantan narablog, pengacara, dan penyelidik korupsi itu menggambarkan dirinya sebagai seorang martir politik yang tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada rakyat Rusia bahwa Putin dapat dilawan, meskipun dengan pengorbanan besar.

“Untuk lahirnya negara baru, bebas, makmur, harus ada orang tuanya. Mereka yang menginginkannya. Yang mengharapkannya dan yang rela berkorban untuk kelahirannya,” kata Navalny dalam pernyataan penutupnya bulan lalu. 

Daniel Kholodny, seorang teknisi TV yang bekerja untuk Navalny dan dijatuhi hukuman pada saat yang sama, dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.

 

Putin Menuntut Persatuan

Putin yang berusia 70 tahun dan berkuasa sejak 1999, diperkirakan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden enam tahun lagi pada 2024. Rusia menggencarkan yang Putin klaim sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina dan pertempuran eksistensial dengan Barat. Putin menyerukan pentingnya Rusia untuk Bersatu. 

Pada Februari, Putin memerintahkan dinas keamanan FSB untuk meningkatkan pengawasannya guna “mengidentifikasi dan menghentikan aktivitas ilegal dari mereka yang mencoba memecah belah dan melemahkan masyarakat kita.” 

Navalny, yang pada 2010-an membawa puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menentang pemerintahan Putin, ditahan pada Januari 2021 setelah kembali ke Moskow dari Jerman, di mana dia dirawat karena apa yang dikatakan para ahli Barat diracuni oleh agen saraf era Soviet.  

Kremlin, yang pernah menuduhnya bekerja dengan CIA untuk melemahkan Rusia, membantah terlibat dan menyangkal menganiaya Navalny. Kremlin menggambarkan Navalny sebagai agen gangguan dan mengatakan dia tidak pernah mewakili persaingan politik yang serius, dan bahwa kasusnya murni masalah pengadilan. 

Pendukung Navalny menyebutnya sebagai Nelson Mandela versi Rusia dari Afrika Selatan yang suatu hari akan dibebaskan dari penjara untuk memerintah negara. [ah/ft] 

 

 

Source link



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat




Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia
Share This Article
WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com