Seorang hakim federal pada Jumat (11/8) memberikan kelonggaran kepada mantan presiden AS Donald Trump untuk secara terbuka membagikan beberapa bukti non-sensitif atas tuduhan pembatalan Pemilu 2020. Namun ia memperingatkan Trump untuk bertindak hati-hati sebelum membuat pernyataan publik yang bernada provokatif terkait kasus tersebut.
“Bahkan pernyataan ambigu dari para pihak atau penasihat mereka – jika dapat ditafsirkan secara wajar untuk mengintimidasi saksi atau untuk merugikan calon juri – dapat mengancam proses (persidangan),” kata Hakim Distrik AS Tanya Chutkan pada Jumat.
“Saya memperingatkan Anda dan klien Anda untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan publik Anda tentang kasus ini. Saya akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk menjaga integritas proses ini,” tegasnya.
Peringatan Chutkan muncul pada sidang pengadilan federal yang digelar pada Jumat di mana jaksa dan pengacara Trump berdebat tentang berapa banyak bukti dalam kasus tersebut yang dapat dibagikan Trump kepada publik.
Keputusan Chutkan untuk mengizinkan Trump membagikan beberapa materi yang tidak sensitif bertentangan dengan keberatan jaksa penuntut. Para jaksa menekankan adanya pesan bernada ancaman yang diunggah Trump pada minggu lalu di media sosial sebagai bukti bahwa dia mungkin mencoba menggunakan perincian bukti rahasia untuk mengintimidasi saksi.
Hakim memutuskan bahwa pemerintah belum terdesak untuk meminta semua bukti harus tunduk pada “perintah perlindungan.” Perintah tersebut digunakan untuk melindungi bukti agar tidak dibagikan kepada publik sebagai upaya untuk mencegah intimidasi saksi atau merusak keputusan juri.
Namun, pada saat yang sama, dia setuju untuk melindungi catatan tertentu dari pengungkapan yang ingin dibagikan Trump, seperti kutipan dari ratusan transkrip wawancara dan rekaman saksi.
Dia kemudian secara resmi menyetujui perintah perlindungan yang memungkinkan Trump untuk membagikan catatan apa pun yang sudah ada di domain publik atau yang dia peroleh secara independen.
Namun, dia tidak diizinkan untuk membagikan jenis materi lain seperti yang muncul dari dewan juri atau barang yang diperoleh melalui surat perintah penggeledahan.
“Dia adalah seorang terdakwa kriminal. Dia akan memiliki batasan seperti setiap terdakwa lainnya. Kasus ini berjalan seperti biasa,” kata Chutkan.
“Fakta bahwa terdakwa terlibat dalam kampanye politik tidak akan memberinya kebebasan yang lebih besar atau lebih kecil daripada terdakwa mana pun dalam kasus pidana.”
Tuduhan yang dipermasalahkan dalam sidang tersebut adalah salah satu dari tiga tuntutan yang saat ini menargetkan Trump, bakal calon presiden dari Partai Republik 2024.
Trump mengaku tidak bersalah atas tuduhan bahwa dia mengatur rencana untuk membatalkan hasil Pemilihan Presiden 2020 sebagai upaya untuk mempertahankan kekuasaannya.
“Keberadaan kampanye politik tidak akan mempengaruhi keputusan saya,” kata Chutkan.
Permintaan pemerintah untuk perintah perlindungan pada pekan lalu itu merujuk adanya pesan ancaman yang diunggah Trump di media sosial: “JIKA ANDA MENGEJAR SAYA, SAYA AKAN BERHADAPAN DENGAN ANDA.”
Sejak itu, Trump juga menyerang karakter Smith dan juga mantan wakil presiden Mike Pence, saksi kunci dalam kasus tersebut, menyebut mantan No.2 “delusi.”
Sebagai syarat pembebasannya, Trump setuju dia tidak akan mencoba mengintimidasi atau mengancam saksi mana pun dalam kasus tersebut, meskipun tidak ada yang menuduhnya melanggar ketentuan itu. [ah/ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia