Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berjanji pada Minggu (5/11) untuk “bekerja secara konstruktif” dengan China ketika kedua negara tersebut berupaya mencairkan hubungan yang telah lama membeku.
Albanese berbicara pada pembukaan China International Import Expo (CIIE) di Shanghai pada hari pertama lawatan kenegaraannya ke negara mitra dagang terbesar Canberra itu.
“Keterlibatan ekonomi yang konstruktif antarnegara membantu membangun hubungan… itulah sebabnya pemerintah yang saya pimpin akan terus bekerja secara konstruktif dengan China,” kata Albanese dalam pidatonya.
Ia akan berada di China selama empat hari dan akan mengunjungi Shanghai serta Beijing.
Lawatan tersebut adalah kunjungan pertama pemimpin Australia dalam tujuh tahun terakhir. Baik Canberra maupun Beijing tengah berupaya memperbaiki hubungan setelah perselisihan diplomatik yang berdampak pada perdagangan bernilai miliaran dolar.
Pemerintahan Albanese mengupayakan hubungan yang lebih bersahabat dengan China, sekaligus melawan pengaruh Beijing yang semakin besar di Pasifik.
Ia mengatakan perkembangan kawasan Asia Pasifik adalah “lensa yang kami gunakan untuk melihat masa depan,” dan menambahkan bahwa “hubungan Australia dengan China adalah bagian penting dari semua ini.”
Dia memuji “hubungan yang matang” antara Beijing dan Canberra, “didorong oleh sifat ekonomi yang saling melengkapi.”
Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Albanese akan bertemu dengan para pemimpin China dan “melakukan pertukaran pandangan mendalam mengenai isu-isu bilateral serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.”
“Hubungan China-Australia yang sehat dan stabil sejalan dengan kepentingan mendasar kedua negara dan masyarakat,” kata juru bicara kementerian Wang Wenbin.
Albanese termasuk di antara segelintir kepala negara yang hadir pada pembukaan CIIE, sebuah acara yang disebut-sebut Beijing sebagai platform penting bagi kerja sama ekonomi internasional. Namun di balik itu, kelompok bisnis asing mengeluhkan kesepakatan yang dihasilkannya tidak memiliki substansi.
Perdana Menteri Li Qiang mengatakan kepada para tamu pameran pada Minggu (5/11) bahwa China berkomitmen untuk membuka dan meningkatkan akses pasar bagi investor internasional.
“China dengan tulus ingin bekerja sama dengan negara-negara lain untuk saling bertemu dan mencapai prestasi bersama dalam panggung keterbukaan yang besar,” kata Li pada pembukaan pameran. [ah/ft]
Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat
Artikel ini terbit atas kerjasama afiliasi Zonautara.com dengan Voice of America (VOA) Indonesia