ZONAUTARA.com – Sulawesi Utara adalah salah satu daerah prioritas untuk mitigasi perubahan iklim menurut Bappenas (2021). Dampak perubahan iklim di wilayah ini telah menyebabkan beberapa kabupaten dan kota mengalami peningkatan intensitas bencana, yang merugikan aktivitas manusia dan perkembangan ekonomi di daerah tersebut, termasuk krisis air bersih.
Persoalan air bersih dirasakan terutama masyarakat yang tinggal di pulau-pulau termasuk di Kabupaten Kepuluan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), salah satu kabupaten perbatasan di Sulut. Berdasarkan salah satu kajian, curah hujan musiman di Sitaro akan menurun sebesar 20% di masa mendatang, sementara topologi di pulau-pulau di Sitaro sangat susah mendapatkan air tanah.
Solusi yang direkomendasikan adalah teknik Pemanenan Air Hujan (PAH) Komunal dengan memanfaatkan potensi air hujan di masa mendatang. Persoalannya adalah apakah Pemkab Sitaro telah memiliki perencaan penggunaan Teknik PAH Komunal pada masa mendatang.
Secara tradisional sebagian kecil masyarakat di pulau-pulau di Sitaro sebenarnya sudah melakukan teknik ini. Tapi itu perlu mendapat dukung dari pemerintah daerah dengan perencanaan yang matang, mengingat laju perubahan iklim yang terjadi.
Liputan dikerjakan oleh Ronny Adolof Buol atas dukungan program Fellowship “Archipelago of Drought 2023”, yang terlaksana dengan dukungan Society Indonesian Science Journalism (SISJ), CNN Id Academy, dan US Embassy.
Laporan lengkapnya dapat dibaca di sini: