ZONAUTARA.com – Kotamobagu terus bergeliat. Kota yang kini menjadi tujuan masyarakat yang ada di wilayah Bolaang Mongondow Raya ini, semakin menampak jati dirinya sebagai kota jasa. Data Badan Pusat Statistik Daerah Kotamobagu menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Kotamobagu sejak tahun 2016 selalu di atas 6 persen.
Secara struktur, sektor jasa memberikan kontribusi terbesar terhadap ekonomi kota yang berhawa sejuk ini, yakni sebesar 35,28% pada tahun 2019. Bahkan dalam laporan Booming Cities 2020 yang dikerjakan oleh Lokadata.id, Kotamobagu masuk dalam delapan wilayah kabupaten/kota potensial untuk pengembangan usaha information and communication technology (ICT).
Dalam laporan itu disebut, Kotamobagu sebagai satu-satunya perwakilan kawasan Indonesia Timur yang dapat dijadikan kota incaran investasi ICT. Rata-rata pertumbuhan sektor ICT di Kotamobagu mencapai 9,2 persen. Secara kasat mata, prospek pertumbuhan sektor jasa di Kotamobagu terlihat dari semakin banyak yang membuka usaha, pembangunan kamar kost dan tentu semakin ramainya usaha kuliner baik rumah makan, restoran maupun kafe.
Kehadiran kafe-kafe baru yang semakin hari semakin bertambah di Kotamobagu, mengindikasikan semakin banyak ruang bertemu yang dibutuhkan. Selain itu, trend di kalangan generasi milenial yang memilih kafe sebagai tempat nongkrong membuat kehadiran kafe tak semata hanya untuk menawarkan menu kopi. Oleh karena itu acapkali, beberapa kafe lebih mementingkan suasananya daripada menu kopi yang tawarkan.
Dalam sepekan ini, Zonautara.com, mencoba melakukan survei kecil mendatangi 24 kafe yang ada di Kotamobagu. Disebabkan beberapa alasan, tidak semua kafe yang ada di Kotamobagu yang bisa didatangi. Tetapi paling tidak, 24 kafe yang tersebar di 10 kelurahan dan desa yang ada di Kotamobagu ini bisa mencerminkan apa yang ditawarkan oleh pengelolanya.
Kopi Kotamobagu
Kotamobagu identik pula dengan label Kopi Kotamobagu, meski tidak semua kopi yang dilabeli sebagai kopi Kotamobagu datang dari daerah ini. Kebanyakan malah datang dari Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Timur. Namun harus diakui, labeling kopi Kotamobagu itu disebabkan beberapa brand olahan kopi memang berasal dari Kotamobagu. Sebut saja misalnya Kopi Cap Keluarga, Kopi Mobalang, Kopi Moanuk, Kopi Sinondag, Kopi Mopira, Kopi Mojago dan beberapa brand lainnya.
Dari survei yang dilakukan, hampir semua kafe mengakui menggunakan kopi Kotamobagu dalam menunya, yakni sebanyak 87%. Namun demikian, dalam racikan para barista, justru yang utama itu adalah biji kopi yang didatangkan dari luar daerah, seperti dari Aceh, Jawa, Sulawesi dan Sumatera.
Kesadaran menyajikan racikan menu kopi terbaik bagi pelanggannya, membuat para pemilik kafe di Kotamobagu telah menghadirkan para barista agar citarasa kopi terjaga. Hanya 33 persen kafe yang belum memiliki barista. Bahkan beberapa cafe sudah memiliki barista yang bersertifikat dan terlatih.
Dari hasil survei yang Zonautara.com lakukan terhadap 24 kafe di Kotamobagu ini, hasilnya disajikan dalam bentuk visual storytelling berupa story map yang dapat ditelusuri oleh pembaca secara interaktif.
Survei lapangan dilakukan oleh Anggi Mamonto. Olah data hasil survei dilakukan dengan tools Jurnalisme Data.