ZONAUTARA.com – Tidak pernah ada dalam pemikiran seorang Dani Pattynama bahwa sejak hari itu dirinya harus mengalami kebutaan.
Kendaraan roda dua yang ia bawa dari arah Tomohon ke Manado mengalami kecelakaan. Kejadian ini kemudian menjadi masa-masa terburuk dalam hidup Dani yang saat itu masih di usia remaja, 17 tahun jelang 18 tahun.
Mental Dani pun terguncang. Dirinya serasa gila, ia bahkan merasa hidupnya tak lagi memiliki arti.
“Sapa tuh nda rasa gila waktu itu, di waktu umur 17 jalan 18 tahun. Kurang tunggu ratumbuyisang pi ambe tuh belum (Siapa yang tidak akan gila, waktu itu usia saya baru 17 tahun. Serasa tinggal menunggu rumah sakit jiwa jemput –Ratumbuyisang adalah nama rumah sakit jiwa di Manado–red),” ujarnya, saat ditemui akhir Juni 2024.
Namun harapan kecil terbit, perlahan menghalau perasaan gila yang sempat ia rasakan, setelah pertemuan dirinya dengan dunia musik.
Musik menjadi senjata Dani memerangi perasaan suram kala itu.
“Untuk menghilangkan rasa gila itu belajar musik jadi jalan keluar. Coba dibayangkan, sebelum peristiwa kecelakaan itu, mata saya terbuka, lalu tiba-tiba semua menjadi gelap,” ungkap Dani.
Keberuntungan selanjutnya menghampiri Dani. Ia terpilih menjadi peserta kursus musik selama tiga bulan di Purwacaraka Bandung. Dani disponsori langsung oleh almarhum mantan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Hari Sarundajang.
Dani tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar musik itu. Masa sponsor yang hanya membiayai dirinya selama tiga bulan, ditambahnya tiga bulan lagi dengan biaya sendiri. Selama 6 bulan dia tekun belajar musik.
Dani bercerita, bahwa diawal dia belajar musik di kursus itu adalah sesuatu yang tidak mudah baginya. Ia sempat merasa tidak percaya diri ketika harus belajar bersama dengan peserta kursus lainnya yang normal.
“Ya jelas di awal minder. Tapi pelan-pelan saya bisa menyesuaikan,” cerita Dani.
Pria yang bernama lengkap Dani Pattynama ini juga sukses di bidang pendidikan. Ia merupakan lulusan jurusan psikolog di Universitas Negeri Manado (UNIMA), dan sempat menjadi seorang guru BK di salah satu sekolah di Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan.
Walaupun awalnya Dani tidak tahu main musik sama sekali, namun keinginannya turut didorong dan termotivasi dari sesorang yang menurutnya memiliki bakat dalam musik. Hal ini kemudian membantunya untuk terus belajar hingga berhasil.
“Saya termotivasi saat melihat ada orang lain yang punya passion bermain musik dan menyanyi. Jika mereka bisa, saya juga pasti bisa,” ungkap Dani.
Berkat belajar yang tekun dan motivasi yang kuat, kini Dani kini menjalani aktivitas sebagai guru les musik. Ia juga sering diundang untuk bermain musik di tempat-tempat acara dan juga di kegiatan gerejawi.
Khusus kegiatan di gereja, jika diundang sebisa mungkin ia akan datang. Ia sadar jika talenta yang dimilikinya saat ini adalah hadiah dari Tuhan bukan datang secara tiba-tiba.
“Kalau yang undang pihak gereja, saya akan berusaha datang, karena ini talenta yang diberikan Tuhan, bukan talenta sejak lahir,” tutup Dani.