BOLSEL, ZONAUTARA.com—Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) melaporkan oknum anggota DPRD kabupaten Bolsel, Jelfi Djauhari ke polisi.
Hal itu, sebagaimana dikatakan Ketua PWI Bolsel Viko Karinda, Senin, 22 Juli 2024. Dia menjelaskan bahwa hari ini saya memberikan aduan kepada pihak Polres Bolsel.
“Aduan itu, terkait pernyataan dari oknum anggota DPRD Bolsel Jelfi Djauhari yang menyebutkan ‘pengecut ngoni wartawan’. Dan saya merasa keberatan karena itu menyangkut profesi kami,” papar Viko, di Mapolres Bolsel.
Senada, jajaran pengurus PWI Kabupaten Bolsel pun keberatan dan mengadukan hal ini ke Polres Bolsel.
“Hari ini PWI Bolsel mengadukan oknum anggota DPRD Bolsel berinisial JJ alias Jelfi ke Polres Bolsel,” ucap Reza Pahlevi Wakil Ketua Bidang Hukum PWI Bolsel.
Sebut Reza, beberapa bukti dugaan penghinaan diserahkan ke pihak Polres berupa bukti chatting dan rekaman suara.
“Rekaman suara, dan bukti chatting kami serahkan ke pihak kepolisian,” kata Reza.
Menurut Reza penghinaan kepada Ketua PWI secara tidak langsung adalah menghina profesi wartawan.
“Sehingga kami mendampingi Ketua PWI Bolsel membuat aduan resmi,” kata dia.
Sementara itu, Kapolres Bolsel, melalui Kasi Humas Polres Bolsel IPDA Ahmad Wolinelo membenarkan aduan tersebut.
“Kami sudah menerima aduan tersebut,” bebernya.
Dijelaskannya, dari aduan itu akan disampaikan ke Kapolres dan di ACC kemudian ditujukan ke Kasatreskrim.
“Begitu alurnya, nanti tinggal menunggu perkembangan dari Reskrim arahnya kemana,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan Zonautara.com buntut pemberitaan media, oknum anggota DPRD Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) Jelfi Djauhari diduga melecehkan profesi jurnalis.
Dimana, hal itu terjadi ketika ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bolsel memberitakan terkait kericuhan saat Paripurna di DPRD Bolsel Kamis 18 Juli 2024 kemarin.
Menurut Viko Karinda bahwa dalam pemberitaan itu telah memenuhi semua unsur Undang-undang maupun kode etik jurnalistik.
“Dalam pemberitaan itu, saya konfirmasi ke semua narasumber yang berkompeten dan memenuhi kode jurnalis,” terangnya.
Dugaan Pelecehan Profesi Jurnalis
Jelfi Djauhari anggota DPRD Bolsel itu, malah menyebutkan wartawan yang menulis berita kericuhan itu dengan sebutan pengecut.
“Kiapa ngoni muat berita model bagitu (Kenapa kalian muat berita seperti itu, red), itu tidak ada hubungan dengan Fortuner itu,” bebernya via telefon WhatsApp ke Ketua PWI Bolsel Viko Karinda.
“Seharusnya ngoni pe bentuk berita bukan bagitu, Ternyata ngoni juga pengecut (Seharusnya isi pemberitaan kalian tidak bisa seperti itu, ternyata kalian juga pengecut.red),” sebutnya.
Dari ungkapan wartawan sebagai pengecut, Ketua PWI Kabupaten Bolsel, Viko Karinda, tak menerima pernyataan tersebut, karena wartawan adalah sebagai profesi.
“Pernyataan Anggota DPRD dari Partai Nasdem, akan kami proses hukum dan meminta partai Nasdem untuk memecat Anggota DPRD dari Partai Nasdem Jelfi Jauhari,” ungkap Viko.
Wartawan dari PikiranRakyat.com itu, menjelaskan, pernyataan yang dikeluarkan oleh Jelfi Djauhari, dinilai sebagai penghinaan profesi sebagai wartawan.
“Ini dinilai sebagai penghinaan sebagai profesi wartawan, dan sejumlah wartawan akan siap memberikan petisi untuk melaporkan ke ranah hukum,” katanya.
Selanjutnya, Viko Karinda, meminta kepada partai Nasdem untuk segera memecat Anggota yang tidak menghormati profesi sebagai wartawan.
“Kami meminta partai Nasdem untuk memecat anggota yang tidak menghormati profesi, terlebih Ketua Surya Paloh sangat antusias dan sangat menghormati profesi Wartawan,” ungkap Ketua PWI Bolsel.
Sementara itu, Jelfi Djauhari tak menampik ungkapan dugaan pelecehan. Wartawan Zonautara.com, mengkonfirmasi terkait narasi yang menyebutkan bahwa ‘ngoni pengecut’ terkait pemberitaan media soal Paripurna.
Jadi itu narasi ‘ngoni pengecut’ itu ditujukan atas dasar kerja jurnalis (pemberitaan) atau apa?. Tanya wartawan.
“Tdi so bku telfon dngn Viko Karinda (sudah dihubungi via Viko Karinda, red),” jawab kader NasDem Bolsel itu via WhatsApp, Kamis 18 Juli 2024 malam.
“Nanti mo jelaskan ulang supaya tidak gagal faham torang neh,” jawabnya lagi.
Saat wartawan meminta untuk dijelaskan via WhatsApp, Jelfi Djauhari menyebutkan lelah mengetik.
“Bkng lala b ketik uti aa (bikin capek mengetik),” tulisnya.
Diakhir pertanyaan wartawan menanyai Jelfi Djauhari tak menampik menyebutkan narasi ‘ngoni pengecut’?.
Jelfi Djauhari hanya menjawab dengan emoticon jempol via WhatsApp.