BOLSEL, ZONAUTARA.com – Tiga hari adalah waktu yang selalu dikenang Sunaryo, salah satu kader Ansor Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara.
Pasalnya, keluarga kecil itu merupakan salah satu korban terdampak banjir yang melanda Kecamatan Pinolosian Tengah (Pinteng) dan Pinolosian Timur (Pintim) Kabupaten Bolsel baru-baru ini.
Seakan langit mau ‘menangis’ hari Selasa 13 Agustus 2024 lalu. Awan gelap menyelimuti langit Desa Onggunoi Selatan Kecamatan Pintim Kabupaten Bolsel.
“Pagi itu gemuruh guntur dan petir menemani kami, terasa seperti malam saja. Kala itu tepatnya pukul 10.00 WITA, kejadiannya dentuman suara air masuk ke pemukiman warga Desa Onggunoi Selatan,” beber Sunaryo, mengenang kejadian banjir itu, saat dihubungi via WhatsApp Jumat 16 Agustus 2024.
Kader Ansor Bolsel itu, menceritakan keadaan semakin mencekam kala listrik padam, dan jaringan pun putus.
“Kurang lebih 3 hari kami seakan berteman dengan gelapnya malam, melawan rasa takut yang menyelimuti pribadi kami ditambah jaringan gangguan dan listrik lumpuh alias mati total,” ceritanya.
Dikisahkan lagi, yang terbesit diingatanku, kata dia selamatkan barang-barang penting, anak dan istrinya diamankan.
“Air semakin cepat naiknya, tinggi air berkisar pada dada orang dewasa. Jadi, benda berharga, surat-surat penting, serta anak dan istri saya ungsikan ke tempat yang lebih tinggi dan aman juga ke rumah sanak saudara,” aku dia.
Pria dua anak itu, mengungkapkan hal yang paling ditakutinya saat senja pergi dan malam menyapa.
“Saya takut kala malam hari terjadi banjir susulan lagi, hanya doa yang selalu kupanjatkan,” kenang dia.
Dari semua kejadian itu, kata dia yang paling berkesan adalah kami warga tak lalai dan tetap saling menolong.
“Kebersamaan antar warga itu masih kuat karena saling membatu saat banjir itu,” kenang dia.
Jalur Molibagu-Balmong Sempat Tertutup
Kurang lebih 14 jam akses jalur Molibagu-Balmong longsor. Dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi dari Selasa dini hari, 13 Agustus sampai Rabu 14 Agustus 2024 mengakibatkan material menutupi badan jalan.
Hal itu, dikatakan Moh. Ali Irfani Alhabsy pengguna jalur Molibagu-Balmong itu, dari penjelasannya longsor itu dari pukul 10.00 malam Selasa.
“Tapi Alhamdulillah, akses jalur itu bisa dilalui setelah dibuka pada pukul 12.00 siang hari Rabu,” kata Real, sapaan akrabnya ketika dihubungi via WhatsApp.
Dijelaskannya, material dibersihkan oleh unsur forkopimda Bolsel bersama-sama masyarakat sekitar.
“Tadi ada unsur TNI dan Polres Bolsel serta BPBD dan masyarakat, dibantu satu unit alat berat dari Balai jalan,” ungkapnya.
Senada, Kepala BPBD Bolsel, Bobi Sampe menyampaikan, tadi balai jalan dengan menggunakan alat berat sudah melakukan pembersihan material.
“Akses jalan yang berada di air jatuh itu sejak semalam tertutup material tanah longsor sudah bisa dilalui kendaraan,” jelasnya.
Dirinya mengimbau, bahwa agar pengendara yang melintasi jalur Kabupaten Bolsel agar terus berhati-hati.
“Mengingat cuaca di Kabupaten Bolsel masih belum bersahabat, jadi selalu waspada dengan longsor susulan dan banjir,” imbauannya.
Pintim dan Pinteng Terendam Air
Bukan hanya jalur Molibagu-Balmong yang terkena dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi. Kecamatan Pinolosian Tengah (Pinteng) dan Pinolosian Timur Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel) pun terendam air.
Daerah Aliran Sungai (DAS) meluap hingga masuk ke pemukiman warga.
Dari informasi yang berhasil dirangkum media ini, terdapat tiga DAS yang meluap, yakni Sungai Nunuk, Sungai Kombot dan Sungai Mataindo.
Dampaknya, ratusan rumah warga pun terendam air. Bahkan beberapa fasilitas umum, seperti Sekolah dan fasilitas kesehatan turut terdapak banjir, serta akses listrik padam dan jaringan internet lumpuh.
“Sungai Nunuk meluap tetapi belum berdampak signifikan terhadap rumah warga. Sungai Kombot meluap mengakibatkan beberapa rumah warga terendam dan fasilitas pendidikan SMP Kombot terendam,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Bolsel, Bobby Sampe via WhatsApp.
Lanjut Bobby mengatakan, untuk titik longsor terjadi di area Jalur Gontung, Desa Mataindo, Kecamatan Pinolosian Tengah, tapi kondisinya masih bisa dilalui kendaran rod empat.
“Sungai Mataindo meluap dan tanggul jebol perkiraan 50 meter mengakibatkan seluruh rumah warga desa Mataindo Utara, fasdik, faskes, fasilitas desa tergenang dan sebagian besar rumah warga desa Mataindo tergenang, ketinggian air mulai dari 30 – 110 cm,” tulisnya.
Bobby mengungkapkan bahwa, pihaknya mendapatkan kesulitan saat melakukan upaya evakuasi serta pendataan di wilayah-wilayah lainnya, karena kondisi yang tidak memungkinkan.
“Tim BPBD tidak bisa melanjutkan perjalanan ke arah desa Torosik karena terhalang oleh luapan air dengan arus kuat melewati jalan utama,” ungkapnya.
“Perkiraan air sungai mulai meluap dan menggenang rumah warga jam 8 dan puncaknya pada jam 10 pagi. Saat ini pengamatan di lapangan air mulai berangsur surut,” katanya.
Bobby pun menambahkan, untuk data sementara dari hasil informasi warga dan pantauan dilapangan untuk Kecamatan Pinolosian Timur, banjir melanda desa Pidung, Dayow, Dumagin A dan Dumagin B.
“Sementara di Kecamatan Pinolosian Tengah, banjir terjadi di desa Tobayagan, Tobayagan Selatan, Adow, Adow Selatan, Torosik, Mataindo, dan Mataindo Utara,” pungkasnya.
***