ZONAUTARA.com—Dalam Rapat Kerja (Raker) perdana Komisi V DPR RI, Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) mengangkat isu penting terkait konektivitas dan disparitas harga pengiriman barang di Indonesia.
Menurutnya, Menteri Perhubungan menghadapi tugas berat dalam menangani permasalahan ini, terutama dalam menurunkan biaya pengiriman yang berbeda signifikan antara kawasan Barat dan Timur Indonesia.
“Program MP3EI yang dicanangkan oleh Pak SBY dan Tol Laut dari Pak Jokowi memiliki tujuan yang sama menurunkan harga pengiriman barang, baik melalui jalur laut maupun udara,” jelas YSM, dalam raker yang diadakan pada Selasa, 29 Oktober 2024, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Srikandi Bolmong Raya ini memberikan contoh konkret mengenai disparitas harga pengiriman.
Ia mengungkapkan bahwa biaya pengiriman satu kontainer 20 kaki dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, ke Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, mencapai sekitar 17 juta rupiah.
“Sementara itu, biaya pengiriman satu kontainer 40 kaki dari Jakarta ke Hong Kong hanya sekitar 320 dolar AS,” ungkapnya.
YSM menekankan bahwa perbedaan harga ini sangat mencolok, mengingat pengiriman domestik jauh lebih mahal dibandingkan pengiriman internasional.
“Luar biasa perbedaannya; di dalam negeri 17 juta, sedangkan ke luar negeri hanya 320 dolar, mungkin sekitar 7,5 juta saja,” kritik YSM.
Dia juga menambahkan bahwa jarak Jakarta-Hong Kong lebih jauh dibandingkan Jakarta-Manado, yang seharusnya menunjukkan bahwa biaya pengiriman domestik seharusnya tidak lebih mahal.
Lebih jauh, YSM menjelaskan bahwa waktu perjalanan juga menjadi pertimbangan.
“Jika kita terbang dari Jakarta ke Hong Kong, memakan waktu sekitar 4 jam, sedangkan Jakarta-Manado hanya 3 jam. Ini adalah tantangan bagi Menteri untuk mampu menurunkan disparitas harga,” pesan YSM.
YSM juga memperingatkan bahwa jika biaya pengiriman logistik meningkat, harga barang di wilayah tersebut juga akan terpengaruh.
“Ini sangat memungkinkan terjadinya inflasi,” tegasnya, menandakan urgensi untuk segera menangani masalah ini agar tidak berdampak negatif pada perekonomian.
Dengan penekanan yang kuat pada isu konektivitas dan disparitas harga, Yasti Soepredjo Mokoagow berharap agar kementerian terkait dapat berupaya keras dalam menurunkan biaya pengiriman dan memastikan bahwa setiap wilayah di Indonesia mendapatkan akses yang adil dan merata dalam hal logistik. (*)