ZONAUTARA.com – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Pemerintah Kota Kotamobagu meluncurkan buku berjudul Perlawanan Rakyat di Pedalaman Mongondow Tahun 1902 yang memaparkan perjuangan masyarakat Mongondow melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-20.
Buku ini mengisahkan perlawanan masyarakat lokal terhadap berbagai kebijakan kolonial antara tahun 1901 hingga 1902, sekaligus menggambarkan semangat perjuangan dan nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada generasi saat ini.
Buku yang diluncurkan di Kotamobagu ini mengupas tentang penyatuan kerajaan-kerajaan Bolaang Mongondow, Bolaang Uki, Bolaang Itang, Kaidipang, dan Bintauna ke dalam Afdeeling Bolaang Mongondow dengan pusat administrasi di Kota Baru, yang kini dikenal sebagai Kota Kotamobagu.
Penulis buku, Murdiono, menyampaikan bahwa karya ini juga mengungkap sisi heroisme masyarakat dalam melawan kebijakan kolonial yang dirasa menindas, sebuah perjuangan yang berakhir dengan angkat senjata melawan Belanda.
“Buku ini saya persembahkan untuk mengingatkan kita semua akan semangat mototompiaan, mototabiaan, dan mototanoban yang menjadi identitas kita sebagai masyarakat Mongondow. Ini adalah kisah tentang kebersamaan, keberanian, dan kebanggaan yang diwariskan dari leluhur kita,” ujar Murdiono.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Kota Kotamobagu yang telah mendukung peluncuran buku ini bertepatan dengan Upacara Hari Pahlawan.
“Saya sangat berterima kasih kepada Pj. Walikota dan Sekda yang memberikan ruang untuk peluncuran buku ini. Momen ini begitu bersejarah bagi saya, karena peristiwa yang diceritakan dalam buku ini memang berpusat di Pedalaman Mongondow, wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Kota Kotamobagu,” jelasnya.
Murdiono juga berharap pemerintah kota dapat mendukung pelestarian sejarah lokal melalui anggaran penelitian dan penyebaran buku-buku karya putra daerah di sekolah-sekolah.
“Harapan saya, tahun depan pemerintah bisa menganggarkan penelitian sejarah dan budaya Bolaang Mongondow dan membeli buku-buku lokal agar bisa disebar di sekolah-sekolah dan memperkaya koleksi perpustakaan daerah,” tambahnya.
Peluncuran buku ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada generasi muda tentang pentingnya mengenang perjuangan leluhur serta memahami sejarah daerah mereka yang telah berperan dalam mewujudkan kemerdekaan jauh sebelum tahun 1945.