ZONAUTARA.com – Dalam upaya menjaga integritas Pilkada Serentak 2024, Kolaborasi Cek Fakta mengadakan kegiatan Live Fact-Checking yang berhasil mengungkap ratusan laporan dugaan hoaks dari berbagai wilayah di Indonesia. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 40 media yang tergabung dalam jaringan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.
98 laporan dari 18 provinsi
Selama kegiatan berlangsung, tim menerima 98 laporan informasi diduga hoaks yang tersebar dari 18 provinsi. Tiga provinsi dengan jumlah laporan tertinggi adalah DKI Jakarta (14 laporan), Sumatera Utara (11 laporan), dan Sumatera Barat (11 laporan). Provinsi lain dengan jumlah laporan signifikan mencakup Jawa Tengah (9), Aceh (9), dan NTB (10).
Platform media sosial: TikTok mendominasi
Dari sisi platform, TikTok menjadi media sosial yang digunakan untuk menyebarkan konten hoaks dengan jumlah laporan terbanyak, mencapai 43 kasus. Facebook menyusul dengan 32 laporan, sedangkan Twitter/X mendapat 15 laporan. Selain itu, beberapa laporan juga berasal dari WhatsApp (4 laporan), Instagram (2 laporan), dan portal berita online (2 laporan).
Sebanyak 77 hoaks dikonfirmasi
Dari total laporan, 77 kasus berhasil diidentifikasi sebagai hoaks, sedangkan 21 laporan lainnya tidak memenuhi kriteria sebagai hoaks.
Sebanyak 24 dari laporan tersebut telah selesai diverifikasi dan dijadikan konten debunking untuk meluruskan informasi keliru yang tersebar di masyarakat.
Produksi konten debunking
Tim kolaborasi memproduksi 61 konten dari 24 laporan hoaks yang telah terverifikasi, termasuk 10 konten khusus untuk media sosial.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memeriksa kebenaran informasi.
Komitmen untuk Pemilu bersih
Kolaborasi Cek Fakta, yang terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), bersama 102 media lainnya, menegaskan komitmennya untuk menciptakan proses demokrasi yang bersih dari hoaks.
Sebelumnya, inisiatif serupa juga dilakukan pada pemilihan presiden dan debat presiden pada Februari 2024 lalu.
Dalam rilis resminya, tim Cek Fakta mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi dan aktif memverifikasi kebenarannya. Informasi yang salah tidak hanya merusak demokrasi, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial.
Untuk informasi lebih lanjut atau kolaborasi, masyarakat dapat menghubungi tim Cek Fakta melalui email di [email protected].