ZONAUTARA.com – Selama tiga dekade terakhir, Sulawesi Utara (Sulut) mengalami penurunan curah hujan yang signifikan. Berdasarkan data dari BMKG, rata-rata curah hujan tahunan di wilayah Sulut terus menurun dari 2.500 mm pada tahun 1994 menjadi 2.200 mm pada tahun 2024.
Tren ini menunjukkan dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Data curah hujan (1994–2024)
Tahun | Curah Hujan (mm) |
---|---|
1994 | 2500 |
1999 | 2450 |
2004 | 2400 |
2009 | 2350 |
2014 | 2300 |
2019 | 2250 |
2024 | 2200 |
Tabel di atas mencerminkan tren penurunan curah hujan yang konsisten selama tiga dekade terakhir. Penurunan ini dipengaruhi oleh fenomena iklim global seperti El Niño dan perubahan pola monsun, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai penelitian BMKG.
Dampak penurunan curah hujan
Penurunan curah hujan memberi dampak di berbagai sektor, terutama di sektor pertanian. Berikut beberapa dampak menurunnya curah hujan di wilayah Sulut yang dihimpun dari berbagai riset.
Dampak di sektor pertanian
Penurunan curah hujan berdampak langsung pada produksi tanaman pangan, terutama padi dan kelapa, yang merupakan komoditas utama Sulawesi Utara. Studi menunjukkan bahwa perubahan pola curah hujan dan kenaikan suhu udara akan mengurangi produktivitas padi hingga defisit beras sebesar 141.677 ton pada tahun 2030 jika tidak ada langkah mitigasi. Selain itu, produksi kelapa juga menurun akibat perubahan iklim, memengaruhi pendapatan petani lokal.
Dampak di sektor ketahanan pangan
Berkurangnya hasil panen menyebabkan ketahanan pangan rumah tangga menjadi lebih rentan. Data menunjukkan bahwa sekitar 8,67% rumah tangga petani kelapa di Sulawesi Utara berada dalam kondisi rawan pangan.
Dampak di sektor hortikultura
Komoditas seperti cabai rawit merah juga terdampak. Perubahan curah hujan yang ekstrem menyebabkan kegagalan panen dan lonjakan harga pasar hingga Rp76.150/kg pada tahun-tahun tertentu.
Dampak di sektor sumber daya air
Kekeringan berkepanjangan di beberapa wilayah, seperti Poigar, Bunaken, dan Mapanget di tahun 2023, mengancam ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Beberapa wilayah di daerah kepulauan seperti di pulau Siau, mengalami kekurangan air yang parah.
Dampak di sektor bencana hidrometeorologi
Selain kekeringan, perubahan pola curah hujan meningkatkan risiko banjir bandang di musim penghujan akibat intensitas hujan yang tidak merata.
Upaya adaptasi dan mitigasi
Untuk mengatasi dampak perubahan iklim ini, diperlukan langkah-langkah strategis:
- Pengembangan varietas tahan iklim: mengembangkan varietas padi dan hortikultura yang tahan terhadap perubahan iklim melalui bioteknologi.
- Penyesuaian pola tanam: kalender tanam berbasis iklim perlu diterapkan untuk meminimalkan risiko gagal panen.
- Infrastruktur air: pengembangan sistem irigasi modern dan pemanenan air hujan untuk mengatasi kekurangan air.
- Edukasi petani: meningkatkan kapasitas petani melalui pelatihan adaptasi iklim.
Penurunan curah hujan di Sulawesi Utara selama tiga dekade terakhir adalah tanda nyata dari dampak perubahan iklim. Dampaknya yang meluas ke sektor pertanian, ketahanan pangan, dan sumber daya air, memerlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi untuk mengurangi risiko dan menjaga keberlanjutan kehidupan di wilayah Sulawesi Utara.
Sumber:
[1] https://jmg.bmkg.go.id/jmg/index.php/jmg/article/download/517/pdf
[2] https://iklim.bmkg.go.id/bmkgadmin/storage/brosur/catatan%20iklim-NEW.pdf
[3] https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eugenia/article/download/4101/3608
[4] https://bspjisamarinda.kemenperin.go.id/download/proceeding/2022_semnasBSKJI/Layout-IV.6-BSPJIManado.pdf
[5] https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/tekno/article/download/46314/41428/105548
[6] https://www.liputan6.com/regional/read/5389068/perubahan-iklim-perparah-kekeringan-di-3-kecamatan-sulut
[7] https://iklim.bmkg.go.id/bmkgadmin/storage/majalahklima/Majalah%20Klima%20Edisi%2010%20A5.pdf
[8] https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/69051
[9] https://iklim.bmkg.go.id/bmkgadmin/storage/buletin/20220511_BukuNormal_Lengkap_FormatBuku.pdf
[10] https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/eugenia/article/view/4101