ZONAUTARA.com — Anggota Karang Taruna dari Desa Tobayagan dan Tobayagan Selatan, Kecamatan Pinolosian Tengah, Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), menggelar aksi demo di Kantor Bupati Bolsel, Rabu, 15 Januari 2025.
Dalam aksi tersebut, para demonstran yang mengatasnamakan Aliansi Pergerakan Rakyat Tolak PETI, menuntut penghentian aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang berada di hulu Tobayagan.
Rinaldi Potabuga perwakilan demonstran mengungkapkan bahwa aktivitas PETI telah berlangsung selama berbulan-bulan dan menyebabkan bencana lingkungan.
“Dampak dari aktivitas PETI, lingkungan mengalami kerusakan bahkan dua desa sering terdampak banjir,” ujar Enal, sapaan akrabnya.
Menggema pencopotan Kadis DLH Bolsel
Dalam aksi tersebut Isra Mandeng meminta kepada Bupati Bolsel untuk mencopot Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Isra menuding, Kadis DLH Bolsel lalai dan seakan-akan membiarkan kerusakan lingkungan dalam dua tahun terakhir ini.
“Kami sudah melakukan aksi sejak 2023, tetapi Kepala DLH tetap tidak mengambil tindakan nyata. Ini bentuk pembiaran yang tidak bisa ditolerir,” kata Isra.
Kamaru temui massa aksi
Dalam aksi tersebut, Bupati Bolsel Iskandar Kamaru menemui massa dan menegaskan sikapnya yang menolak keras PETI, terutama yang menggunakan alat berat.
“Saya tidak pernah memberikan izin untuk PETI. Bahkan, surat rekomendasi pembuatan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) saya tolak. Saya tidak ingin berbenturan dengan masyarakat,” ujar Iskandar.
Ia menambahkan bahwa satu-satunya perusahaan resmi di wilayah Tobayagan adalah PT JRBM, yang masih dalam tahap pengeboran (drilling).
“Selain itu, semuanya ilegal. Kalau masyarakat mengelola manual, saya tidak bisa melarang, tetapi penggunaan alat berat adalah pelanggaran besar yang saya tolak tegas,” tegas Iskandar.
Sebagai simbol komitmen, Bupati bersama massa aksi membuat video deklarasi bersama untuk menolak PETI menggunakan alat berat.
Tidak puas dengan aksi di Kantor Bupati, massa melanjutkan protes ke DPRD Bolsel. Di depan kantor dewan, mereka membakar ban bekas sebagai bentuk kekecewaan terhadap DPRD yang dianggap tidak peduli terhadap kerusakan lingkungan akibat PETI.
Aksi ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah agar segera mengambil langkah tegas menghentikan PETI dan melindungi lingkungan serta masyarakat Bolsel.