3 ekor buaya muncul di Sungai Ranoyapo Amurang, BKSDA Sulut akan turun

Sungai Ranoyapo memang merupakan habitat buaya muara.

Indra Umbola
Penulis:
Editor: ronny
Tangkapan layar Facebook Andrew Makawimbang yang memperlihatkan satu ekor buaya di Sungai Ranoyapo, Minsel.

ZONAUTARA.com — Warga sekitar Amurang, Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut) digegerkan dengan kemunculan buaya di bantaran sungai.

Dari video yang diunggah akun Facebook Andrew Makawimbang sekitar Senin (20/01/2025) terlihat seekor buaya berada di dekat pemukiman warga.

Melalui video tersebut terkonfirmasi lokasi kemunculan buaya terletak di Sungai Ranoyapo, Buyungon.

Dalam percakapan dalam video juga menyebutkan bahwa sempat terlihat ada tiga ekor buaya yang berlalu lalang di sungai tersebut.

“Ada tiga ekor, ada yang lebih besar dari ini,” ujar si pengunggah video.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut Askhari Dg Masikki mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat dengan Pemerintah Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatanterkait kemunculan buaya di Sungai Ranoyapo.

“Hari ini kami BKSDA Sulut bersama stakeholders terkait menghadiri undangan Pemkab Minsel untuk membahas konflik buaya di wilayah Minsel,” ujarnya saat dihubungi Zonautara.com, Selasa (21/01/2025).

Pihak BKSDA Sulut bersama dengan tim dari Pemkab Minsel, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar dan Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki akan melakukan penyelamatan satwa tersebut dalam waktu dekat.

“Hari Jumat akan dilakukan rescue buaya yang ada di Ranoyapo. (Buaya) yang sering muncul itu jika tertangkap akan kita evakuasi ke PPS Tasikoki atau ke BKSDA Sulut,” ungkapnya.

Terkait asal muasal buaya tersebut, Masikki menjelaskan bahwa Sungai Ranoyapo memang merupakan habitat buaya muara.

buaya
Jembatan di Sungai Ranoyapo, Amurang, Minahasa Selatan. (Google Earth)

“Jadi memang dari dulu sudah di situ. Bukan dari mana-mana, dari situ, memang sudah lama di situ,” ucapnya.

Habitat buaya yang luas, ukurannya yang besar dan perilakunya yang sulit ditangani menjadi tantangan tersendiri bagi pemangku kebijakan untuk memberi solusi yang tepat tehadap konflik buaya dengan manusia.

“Mungkin nanti kita mendorong pemerintah daerah untuk bisa ada semacam penangkaran terkontrol dan bisa mengajukan ijin yang sesuai ketentuan yang ada,” ujarnya.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat sekitar agar senantiasa waspada jika beraktivitas di bantaran sungai mau pun di pesisir pantai.

“Kita tidak bisa memprediksi kapan buaya muncul sehingga masyarakat perlu hati-hati betul dalam beraktivitas khususnya di Sungai Ranoyapo dan atau di pinggiran pantai wilayah Amurang,” pungkasnya.



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Follow:
Mengawali karir junalistik di tahun 2019, mulai dari media cetak hingga beberapa media elektronik sebelum akhirnya bergabung dengan Zonautara.com di tahun 2024.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.