Karangetang: Gunung api yang tak pernah tidur di Pulau Siau

Wisatawan Eropa, khususnya dari Perancis, memasukkan Pulau Siau dalam destinasi perjalanan mereka ke Sulawesi Utara semata-mata agar bisa mendaki Karangetang.

Ronny Adolof Buol
Editor: redaktur
Lava pijar keluar dari kawah Gunung Api Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, akhir Desember 2019. (Foto: Buyung Kunt)

ZONAUTARA.com – Menyebut Siau tak lengkap tanpa Karangetang. Gunung api aktif itu adalah ikon Pulau Siau yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Puncak Gunung Api Karangetang menjulang setinggi 1.820 meter di atas permukaan laut (mdpl). Pada malam hari, kawahnya yang tak pernah tidur menjadi penanda lewat pijar lahar yang menyala.

Lebih dari setengah penduduk Pulau Siau bermukim di kaki Gunung Karangetang, bahkan sampai ke badan gunung api yang hidup itu. Tanaman pala—yang menjadi andalan penduduk Siau—tumbuh hingga mendekati puncaknya.

Pergilah ke Siau bagian utara, Anda akan sadar bahwa Anda sedang mengelilingi badan gunung yang dijuluki The Real Volcano ini. Sambil berdecak kagum dengan pemandangan memesona, Anda juga akan menggeleng kepala kala menyaksikan rumah-rumah warga menempel di tebing-tebing batu Gunung Karangetang.

Karangetang yang masuk dalam daftar salah satu gunung api teraktif di Indonesia sangat sering erupsi. Namun, bukan takut yang dirasakan warga, melainkan justru menganggap letusan Karangetang sebagai berkah. Material vulkanik yang dimuntahkan kawah Karangetang diyakini menjadi katalisator penyubur tanaman pala. Siau pun tersohor dengan kualitas pala nomor satu di dunia.

Karangetang
Luncuran lava pijar gunung api Karangetang yang terjadi beberapa tahun lalu. (Foto: zonautara.com/Ronny Adolof Buol)

Walau dalam beberapa letusan dahsyat erupsinya merusak permukiman warga dan lahan perkebunan, gunung ini tetap hadir dengan mite yang terus hidup. Penduduk Siau bahkan menganggap erupsi Karangetang sebagai pertanda telah terjadi pelanggaran kesusilaan di tengah masyarakat. Aktivitas kawah yang mengamuk dianggap sebagai alarm, dan akan berhenti jika pelaku asusila ketahuan.

Demikianlah yang diyakini penduduk Siau, bahwa alarm erupsi itu adalah teguran telah terjadi tindak asusila yang melibatkan pelaku sedarah. Mite Karangetang seolah menjadi ruh bagi penampakan gunung yang terlihat sangat agung. Begitu kapal sandar di Dermaga Ulu, Karangetang akan menyampaikan salam sua dan memaksa kepala Anda menengadah ke puncaknya, sebab dermaga pelabuhan Ulu tepat berada di kakinya.

Mengelilingi Kota Ulu yang menjadi pusat perniagaan di Pulau Siau, Anda bisa menyaksikan bekas-bekas amukan erupsi Karangetang. Jalur luncuran lahar masih menjadi saksi keganasan gunung ini. Beranjaklah sedikit ke Kampung Bebali, dan saksikan bagaimana alam membentuk hamparan lahar yang dimuntahkan Karangetang dan telah membatu. Dari lokasi ini pula, Anda bisa memasang tripod pada malam hari, lalu menengadahkan ujung lensa ke kawah Karangetang. Jika cuaca cerah, Anda akan mendapatkan foto pijaran api dari kawah yang tak pernah tidur.

Wisatawan Eropa, khususnya dari Perancis, memasukkan Pulau Siau dalam destinasi perjalanan mereka ke Sulawesi Utara semata-mata agar bisa mendaki Karangetang. Di Siau, terdapat beberapa pemandu yang akan membantu Anda mendaki Karangetang dengan aman.

Ada beberapa jalur pendakian yang relatif aman jika sewaktu-waktu kawahnya bereaksi. Anda memang tidak diperbolehkan mendaki hingga ke puncak kawah. Berada di ketinggian Karangetang adalah kebahagiaan tersendiri untuk menyaksikan keindahan yang sungguh memesona di sekitar kepulauan yang memiliki 49 pulau ini. Cluster Buhias, dengan pulau-pulau kecilnya, menyajikan panorama pulau-pulau yang seolah menyembul dari dasar samudra.

Karangetang
Gunung Api Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut (Foto: Ronny A. Buol)

Di samping menyiapkan perbekalan yang cukup, fisik yang prima juga menjadi keharusan ketika mendaki Karangetang. Lengkapi pula pendakian Anda dengan peralatan keselamatan dasar. Jangan sekali-kali mendaki tanpa pemandu lokal karena Karangetang memiliki karakteristik tersendiri.

Jika Anda tidak biasa mendaki, jangan khawatir. Selain dapat menyaksikan Karangetang dari arah laut, keagungan gunung ini bisa dinikmati dari beberapa titik di Pulau Siau. Bergeserlah ke Kampung Sawang, di sana terdapat dermaga yang cukup luas untuk memotret Karangetang dengan leluasa. Hal serupa juga bisa Anda lakukan dari pantai-pantai di seputaran Kampung Biau. Lalu, beranjaklah lebih jauh ke Balirangeng, pemandangan yang sangat indah tersaji di sana.

Jika ingin menikmati Karangetang saat matahari terbenam, pergilah ke Pehe. Nantikan cahaya sunset dengan latar belakang Karangetang yang menjulang dengan gagahnya. Sungguh, Sitaro adalah negeri kepulauan yang diberkahi dengan keindahan alam luar biasa. Kini, tinggal bagaimana pemerintah daerah memaksimalkan potensi tersebut untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Karangetang: Gunung api yang tak pernah tidur di Pulau Siau

Baca pula:



Jika anda merasa konten ini bermanfaat, anda dapat berkontribusi melalui DONASI. Klik banner di bawah ini untuk menyalurkan donasi, agar kami dapat terus memproduksi konten yang bermanfaat



Share This Article
Pemulung informasi dan penyuka fotografi
1 Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.