ZONAUTARA.com – Sepekan terakhir, BMKG mencatat kejadian hujan ekstrem (>150 mm/hari) terjadi di Kep. Riau, yaitu Kota Batam (256.6 mm/hari), Kota Tanjung Pinang (246 mm/hari), dan Kab. Karimun (154.8 mm/hari). Potensi hujan ekstrem di sekitar wilayah tersebut diprediksi berangsur menurun dalam dua hari mendatang.
BMKG juga mencatat hujan dengan intensitas lebat pada tanggal 19 Maret 2025 terukur di Kota Lombok – NTB (96.4 mm/hari), Kota Denpasar Bali (59.0 mm/hari), Kab. Luwu Utara – Sulawesi Selatan (74.0 mm/hari), dan Kab. Tuban – Jawa Timur (55.6 mm/hari).
Hujan lebat tersebut dipicu oleh beberapa gangguan atmosfer, salah satunya adalah aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada di fase 3 menuju fase 4 dan diprediksi akan aktif secara spasial di wilayah Indonesia bagian tengah.
Kondisi tersebut diperkuat dengan adanya potensi bibit siklon tropis yang diperkirakan akan tumbuh di Samudra Hindia selatan Bali hingga Nusa Tenggara Barat pada hari Jumat, 21 Maret 2025 yang bergerak ke arah timur menuju selatan Nusa Tenggara Timur. Hal ini menyebabkan hujan lebat dan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah hingga timur dalam sepekan mendatang.
Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan gelombang Kelvin yang dapat mendukung pertumbuhan awan hujan, diprediksi tetap aktif hingga pekan depan. Selain itu, Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung diprediksi intensitasnya mulai menurun yang ditandai dengan kecepatan angin yang terus melemah dan pergerakan ke arah Tenggara – Selatan.
Meski demikian, Bibit Siklon Tropis 91 S diprediksi dapat berkembang menjadi siklon tropis pada kategori sedang. Bibit ini memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi perairan di sejumlah wilayah Indonesia berupa angin kencang dan gelombang tinggi mencapai 2.5 meter.
Kombinasi dari beberapa gangguan atmosfer tersebut berpotensi meningkatkan curah hujan dengan intensitas tinggi, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Dinamika atmosfer sepekan ke depan
MJO diprediksi akan memasuki fase 4 (Benua Maritim Indonesia) hingga beberapa hari mendatang. Selain itu, MJO secara spasial telah terpantau aktif di wilayah Indonesia bagian barat, yang pada pekan ini diprediksi akan meluas di wilayah Indonesia bagian tengah hingga timur. Dalam sepekan ke depan, perlu diwaspadai terjadinya potensi peningkatan curah hujan yang signifikan akibat aktifnya MJO yang berkontribusi meningkatkan pembentukan awan konvektif di Indonesia bagian tengah hingga timur.
Bibit siklon 91S di Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi perairan di wilayah Indonesia dalam 24 mendatang berupa angin kencang di Pesisir barat Lampung, pesisir barat Banten, pesisir selatan Banten hingga Jawa Barat dan gelombang tinggi mencapai 2.5 meter di Perairan Barat Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan Perairan selatan Banten hingga NTT, serta Samudra Hindia selatan Banten hingga NTT.
Sistem ini membentuk daerah perlambatan angin (Konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) di wilayah Samudera Hindia barat Daya Lampung, dan menginduksi Low Level Jet (>25 not) di Samudera Hindia barat Daya Lampung sekitar lokasi Bibit Siklon 91S. Bibit Siklon ini memiliki potensi menjadi siklon tropis dalam kategori sedang dalam 48 -72 jam yang akan datang.
Selain itu, BMKG mendeteksi adanya wilayah tekanan rendah (potensi menjadi bibit siklon tropis) di wilayah Samudra Hindia selatan Bali dan Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Timur, yang membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Perairan selatan Nusa Tenggara Barat, dan Perairan selatan Nusa Tenggara Timur. Sirkulasi siklonik lain terpantau di Laut Natuna, yang membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) memanjang di Laut Cina Selatan, Laut Natuna, dan Kalimantan Barat.
Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Merujuk pada kondisi atmosfer di atas, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca signifikan ini dengan selalu memperbarui informasi cuaca dan memperbaiki kondisi lingkungan.
Prospek cuaca sepekan ke depan
Periode 21-23 Maret 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
Hujan Lebat : Riau, Kep. Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan.
Angin Kencang : Nusa Tenggara Timur.
Periode 24 – 27 Maret 2025
Wilayah Indonesia masih didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berada di wilayah berikut:
Hujan Lebat: Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Angin Kencang: Nusa Tenggara Timur.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir.
- Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
- Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.