ZONAUTARA.com – Di sebuah sudut Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara berdiri sebuah tempat yang menjadi rumah bagi puluhan anak-anak yang membutuhkan kasih sayang dan bimbingan.
Panti Asuhan Arrahman, yang terletak di Kelurahan Mongkonai, bukan sekadar tempat singgah, tetapi juga rumah yang penuh kehangatan bagi mereka yang dititipkan oleh orang tua maupun yang telah kehilangan keluarga.
Milka Fatmawati Losu (28), salah satu pembina panti, menceritakan bagaimana tempat ini menjadi rumah kedua bagi 57 anak yang kini tinggal dan dibina di sana.
Tidak hanya anak yatim, panti ini juga menampung anak-anak titipan dan santri yang ingin mendapatkan pendidikan agama dan umum secara gratis.
“Panti ini juga digabung dengan Pondok Pesantren, sehingga anak-anak tidak hanya mendapatkan tempat tinggal, tetapi juga pendidikan yang layak,” ungkap Milka saat ditemui Zonautara.com pada Selasa, (25/02/2025).
Panti Asuhan Arrahman dikelola oleh delapan pembina, yang terdiri dari empat keluarga. Uniknya, suami Milka juga merupakan salah satu anak asuh panti ini di masa kecilnya.
Kini, mereka berdua meneruskan pengabdian dengan penuh dedikasi, memastikan anak-anak yang tinggal di sana mendapatkan perhatian dan pendidikan yang mereka butuhkan.
Sebagian anak di panti ini menempuh pendidikan di luar dengan biaya yang ditanggung oleh Pondok Pesantren Hidayatullah yang berpusat di Balikpapan.
Pesantren ini juga memiliki cabang di beberapa daerah seperti Ibolian (Bolmong), Bitung, dan Gorontalo.
Meski banyak anak yang dititipkan oleh orang tua mereka, Milka menegaskan bahwa tidak pernah ada kasus adopsi anak di panti ini. Mereka berkomitmen untuk menjaga keutuhan anak-anak yang telah diserahkan kepada mereka.
“Kami memiliki perjanjian dengan orang tua agar anak-anak dapat hidup dengan aman dan nyaman di sini,” jelasnya.
Namun, tidak semua perjalanan di panti ini selalu berjalan mulus. Beberapa kali, keluarga yang tidak mengetahui bahwa anak mereka telah diserahkan ke panti datang untuk menjemput kembali.
Dalam situasi seperti ini, pihak panti selalu berusaha mengembalikan anak dengan cara yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman.
“Berbeda dengan anak yang hanya dititipkan, mereka bisa dijemput kapan saja oleh orang tua mereka. Namun, untuk anak yang telah diserahkan, kami menjaga dan membina mereka hingga berusia 17 tahun,” tambahnya.
Di balik semua tantangan, Milka dan para pembina tetap menjalankan tugas mereka dengan penuh kasih.
Panti ini bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga menjadi wadah bagi anak-anak untuk tumbuh, belajar, dan merajut mimpi mereka.
Dengan penuh harapan, mereka percaya bahwa setiap anak memiliki masa depan cerah yang menanti di depan.