Daftar Kepala Negara atau Pemerintahan Perempuan per April 2025

Ronny Adolof Buol
Editor: Redaktur
Kolase foto lima pemimpin negara perempuan. (Dari berbagai sumber)

ZONAUTARA.com – Pada April 2025, dunia mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah perempuan yang memegang jabatan tertinggi di pemerintahan suatu negara.

Setidaknya ada 28 pemimpin perempuan dari 23 negara, dengan beberapa negara seperti Barbados, Bosnia and Herzegovina, dan Islandia memiliki dua pemimpin perempuan secara bersamaan. Fenomena ini mencerminkan pergeseran global menuju kesetaraan gender di ranah politik.

Berikut adalah daftar negara dengan pemimpin perempuan aktif per April 2025, berdasarkan data dari Women Power Index:

NegaraNamaJabatan
BarbadosSandra MasonPresiden
BarbadosMia MottleyPerdana Menteri
Bosnia and HerzegovinaBorjana KristoKetua Dewan Menteri Bosnia dan Herzegovina
Bosnia and HerzegovinaŽeljka CvijanovičKetua Kepresidenan Bosnia dan Herzegovina
Democratic Republic of CongoJudith SuminwaPerdana Menteri
DenmarkMette FrederiksenPerdana Menteri
DominicaSylvanie BurtonPresiden
HondurasXiomara CastroPresiden
IcelandHalla TómasdóttirPresiden
IcelandKristrún FrostadóttirPerdana Menteri
IndiaDroupadi MurmuPresiden
ItalyGiorgia MeloniPerdana Menteri
LatviaEvika SilipaPerdana Menteri
MaltaMyriam Spiteri DebonoPresiden
Marshall IslandsHilda HeinePresiden
MexicoClaudia SheinbaumPresiden
MoldovaMaia SanduPresiden
NamibiaNetumbo Nandi-NdaitwahPresiden
North MacedoniaGordana Siljanovska-DavkovaPresiden
PeruDina BoluartePresiden
SamoaFianne Naomi Mata’afaPerdana Menteri
SloveniaNatasa Pirc MusarPresiden
SwitzerlandKarin Keller-SutterPresiden Konfederasi Swiss
TanzaniaSamia Suluhu HassanPresiden
ThailandPaetongtarn ShinawatraPerdana Menteri
TogoVictoire Tomegah DogbéPerdana Menteri
Trinidad and TobagoChristine KangalooPresiden
TunisiaSara ZaafaraniPerdana Menteri
*Kosovo (bukan anggota PBB)Vjosa OsmaniPresiden

Catatan Menarik

  1. Kepemimpinan Ganda: Barbados dan Islandia menjadi contoh unik di mana posisi presiden dan perdana menteri sama-sama dipegang oleh perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi perempuan tidak terbatas pada satu jabatan simbolis, tetapi merambah ke berbagai lini kekuasaan.
  2. Negara dengan Presiden Perempuan: Dari Meksiko (Claudia Sheinbaum) hingga India (Droupadi Murmu), perempuan kini memimpin negara dengan populasi besar dan beragam. Ini membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan mampu menjawab tantangan kompleks di tingkat nasional maupun global.
  3. Perdana Menteri Perempuan: Di Eropa, nama-nama seperti Giorgia Meloni (Italia) dan Mette Frederiksen (Denmark) menunjukkan bahwa perempuan semakin dominan di posisi eksekutif. Sementara di Thailand, Paetongtarn Shinawatra menjadi simbol regenerasi politik.
  4. Inklusivitas dan Tantangan: Meski jumlahnya meningkat, masih ada negara di mana perempuan jarang memegang kekuasaan. Selain itu, kasus Kosovo (Vjosa Osmani) mengingatkan bahwa pengakuan internasional juga memengaruhi legitimasi kepemimpinan perempuan.

Kepemimpinan perempuan sering dikaitkan dengan kebijakan yang lebih inklusif, seperti fokus pada pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan sosial. Misalnya, Samia Suluhu Hassan (Tanzania) dikenal dengan reformasi ekonomi berbasis teknologi, sementara Maia Sandu (Moldova) gencar mendorong integrasi dengan Uni Eropa.



Namun, tantangan seperti bias gender, tekanan politik, dan beban ganda (pekerjaan dan keluarga) masih menghantui banyak pemimpin perempuan. Oleh karena itu, dukungan sistemik melalui kebijakan afirmatif dan edukasi publik tetap diperlukan untuk mempertahankan tren positif ini.

Daftar di atas bukan sekadar kumpulan nama, tetapi bukti bahwa perempuan mampu memimpin di segala lini. Meski masih ada jalan panjang menuju kesetaraan gender penuh, kemajuan ini patut diapresiasi sebagai langkah awal menuju dunia yang lebih seimbang.

Keberhasilan mereka menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus memperjuangkan ruang yang setara dalam politik global.

Catatan: Data merujuk pada laporan Council on Foreign Relations dan diambil per April 2025. Kosovo termasuk dalam daftar sebagai entitas non-anggota PBB.

Bekerja sebagai jurnalis lebih dari 20 tahun terakhir. Sebelum mendirikan Zonautara.com bekerja selama 8 tahun di Kompas.com. Selain menjadi jurnalis juga menjadi trainer untuk digital security, literasi digital, cek fakta dan trainer jurnalistik.
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com