Tahukah anda bahwa ada 140 ribu ayam disembelih setiap menit dan 1,4 juta kambing per hari?

Data ini memicu diskusi tentang dampak lingkungan dan etika dalam industri daging.

Redaksi ZU
Penulis: Redaksi ZU
Editor: Redaktur

ZONAUTARA.com – Data terbaru yang diunggah oleh akun X @Rainmaker1973, berdasarkan sumber Our World in Data, mengungkapkan angka mengejutkan tentang jumlah hewan yang disembelih setiap hari untuk memenuhi kebutuhan daging dunia.

Infografis tersebut menunjukkan skala besar industri pengolahan daging, dengan total 202 juta ayam disembelih per hari—setara dengan 140.000 ayam per menit. Angka ini menjadi sorotan utama, mengingat ayam mendominasi produksi daging global, yang diperkirakan mencapai 70% menurut studi peer-reviewed di Nature Food pada 2020.

Selain ayam, data tersebut juga mencakup hewan lainnya: 900.000 sapi, 1,4 juta kambing, 1,7 juta domba, 3,8 juta babi, dan 1,2 juta itik disembelih setiap hari. Namun, angka yang paling mencolok adalah “ratusan juta ikan” yang tidak dihitung secara pasti, menunjukkan dampak besar dari perikanan dan akuakultur yang sering kali luput dari perhatian.

Studi di Frontiers in Sustainable Food Systems (2019) memperkirakan bahwa jumlah kematian ikan dari hasil tangkapan liar dan budidaya dapat menyamai atau bahkan melampaui total hewan darat yang disembelih.

Dominasi ayam dan efisiensi industri

Dominasi ayam dalam statistik ini mencerminkan efisiensi industri peternakan unggas yang telah berkembang pesat sejak data FAO PBB mulai dilacak pada 1960.



Dengan sistem peternakan intensif, produksi ayam menjadi lebih cepat dan murah, didorong oleh permintaan global terhadap daging yang terjangkau. Sementara itu, jumlah sapi, kambing, domba, babi, dan itik yang lebih rendah mencerminkan preferensi budaya dan efisiensi spesies tertentu dalam berbagai wilayah dunia.

Tantangan lingkungan dan etika

Data ini memicu diskusi tentang dampak lingkungan dan etika dalam industri daging. Peternakan intensif, terutama unggas, diketahui menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan serta polusi dari limbah ternak, sebagaimana diuraikan dalam penelitian ScienceDirect tentang peternakan unggas intensif.

Selain itu, kematian massal ikan—baik dari perikanan liar maupun akuakultur—menambah tekanan pada ekosistem laut, dengan studi menyoroti perlunya perbaikan kesejahteraan hewan air.

Reaksi masyarakat di media sosial

Unggahan @Rainmaker1973 di X pada 13 Juni 2025 pukul memicu berbagai reaksi. Sebagian pengguna, seperti @mandalore096, mengolok-olok angka tersebut dengan meme “You gotta pump those numbers up,” sementara yang lain, seperti @karski_adam, mempertanyakan keseimbangan alam jika hewan tidak disembelih. Ada pula kritik dari @Life_Ahead94 yang mempertanyakan kelengkapan data, seperti tidak adanya informasi tentang anjing, kucing, atau tikus, yang mungkin menjadi konsumsi di beberapa budaya.

Langkah ke depan

Para ahli menyerukan kesadaran yang lebih besar tentang konsumsi daging dan alternatif berkelanjutan, seperti daging berbasis tanaman atau protein lab-grown.

Data ini menjadi pengingat akan kebutuhan untuk menyeimbangkan kebutuhan pangan global dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan hewan.

Sementara itu, diskusi di media sosial terus berlanjut, mencerminkan perhatian masyarakat terhadap isu ini di era digital.

Sumber: Our World in Data, FAO PBB, Nature Food (2020), Frontiers in Sustainable Food Systems (2019), ScienceDirect.

TAGGED:
Leave a Comment

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com