ZONAUTARA.com — Makalehi adalah penegas. Pulau ini menjadi satu dari 12 pulau terluar yang ada di Sulawesi Utara. Makalehi secara administrasi berada dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro (Sitaro). Kabupaten bahari yang memiliki segudang potensi wisatanya.
Makalehi mulai tersohor kala tahun 2010, pulau yang berbatasan dengan Filipina ini diganjar sebagai kampung terbersih se-Indonesia. Namun bukan hanya kerena gelar itu membuat Makalehi diburu para pejalan. Jika ke Sitaro, tak lengkap daftar perjalanan sebelum menginjakan kaki di Makalehi.
Untuk bisa ke Makalehi, anda harus terlebih dulu berada di pulau Siau, pusat pemerintahan Sitaro. Dari pelabuhan Pehe, ada kapal-kapal kecil secara reguler ke Makalehi. Biasanya pada Senin, Rabu dan Jumat. Kapal reguler ini juga menjadi transportasi utama penduduk Makalehi ke pulau Siau.
Di luar jadwal itu, anda bisa menyewa kapal atau perahu besar ke warga dan nelayan yang ada di Pehe. Jangan sungkan untuk saling menawar. Perjalanan dari Pehe ke Makalehi bisa ditempuh sekitar satu jam atau lebih tergantung kondisi ombak.
Setiap tamu diminta menghormati kepercayaan penduduk Makalehi terhadap goa tengkorak itu.
Tiba di pulau Makalehi, anda akan disambut dengan pemandangan khas pulau yang hampir seluruh penduduknya adalah nelayan. Perahu dan kapal-kapal penangkap ikan yang terparkir di pantai adalah sebuah keindahan. Anak-anak yang bermain riang adalah pelengkapnya.
Menginjakkan kaki di pulau ini, anda akan disambut dengan Monumen Kedaulatan NKRI. Ini adalah penegas, bahwa Makalehi adalah penanda perbatasan.
Penduduk Makalehi ramah. Mereka selalu menyambut tamu yang datang dengan hati yang gembira. Wajah mereka memancarkan ketulusan. Jadi, jangan segan untuk menyapa dan mengajak bercerita. Bahkan, jika anda berminat menginap, penduduknya bersedia membukakan pintu rumah mereka, sebab di Makalehi tidak ada penginapan.
Jalan utama di pulau ini hanya satu, dan itu mengelilingi danau yang berada tepat di tengah pulau. Sebuah keindahan yang tidak akan ditemui di tempat lain, sebab hanya di Makalehi lah ada danau di tengah pulau terluar di Indonesia. Jika anda punya cukup waktu, cobalah untuk mengelilingi danau, dan nikmati interaksi dengan penduduknya yang ramah itu. Sempatkan untuk mencicipi rebusan pisang yang sangat banyak di Makalehi.
Lalu mulailah petualangan untuk mendaki bukit-bukit yang mengelilingi Makalehi. Anda butuh ekstra tenaga untuk itu. Bawalah makanan dan air minum, sebab mendaki bukit di Makalehi saat cuaca terang benderang cukup menguras tenaga. Pulau ini udaranya cukup panas, karena berada di tengah laut.
Dari atas bukit, anda akan menikmati keindahan yang sesungguhnya dari danau Makalehi. Bentuknya yang unik menyerupai simbol hati, membuat danau ini diberi label Danau Cinta. Dari ketinggian, anda baru akan paham betapa danau ini sungguh memesona.
Puas menikmati pemandangan memesona danau cinta, bergeraklah ke sisi lain perbukitan. Di sebuah lereng yang cukup menantang, anda akan menjumpai sekumpulan tengkorak. Tengkorak-tengkorak ini berada di dalam sebuah goa. Berhati-hatilah untuk mencapainya.
Warga setempat belum tahu persis asal mula tengkorak itu berada di dalam goa yang cukup tinggi dari bibir pantai. Anehnya, tengkorak-tengkorak itu ada di dalam perahu dari kayu yang walau sudah tidak utuh tapi masih terlihat jelas.
Jika sudah mencapai lokasi goa tengkorak, cobalah untuk menghormati kepercayaan penduduk Makalehi. Mereka percaya tengkorak itu menjadi penjaga pulau mereka sejak dari leluhur orang Makalehi. Oleh karenanya, tidak ada yang diijinkan untuk mengutak-atik letak kumpulan tengkorak itu, apalagi membawanya pergi.
Orang Makalehi percaya, jika posisi tengkorak dan tulang belulangnya sengaja diutak-atik, maka angin Barat yang ditakuti para nelayan akan bertiup, ombak di laut membesar dan badai akan melanda pulau kecil itu.
Setiap tamu diminta menghormati kepercayaan penduduk Makalehi terhadap goa tengkorak itu. Oleh karenanya, jika anda sudah masuk di pintu goa, anda harus menyediakan tiketnya: Rokok. Nyalakan rokok, lalu letakkan di mulut tengkorak yang berada di lantai goa.
Bisa percaya bisa tidak, rokok yang menyala itu, akan tersulut habis, layaknya seorang perokok menghabiskan rokok yang dinikmatinya. Kadangkala juga, tetua kampung yang datang ke tengkorak itu, membawa sedikit minuman beralkohol dan meletakkannya di porselin-porselin yang ada di goa itu. Mereka percaya bahwa rokok dan minuman beralkohol itu sebagai tanda hormat pada roh.
Setelah berpuas dengan misteri goa tengkorak, cukupkan waktu untuk berkeliling bukit. Di dekat situ ada pula menara mercu suar sebagai tenggara para pelaut. Dari menara itu, anda bisa menikmati pemandangan laut yang sangat luas. Cukup membuat lapang pikiran dari rutinitas.
Karena di Makalehi tidak tersedia penginapan, sebaiknya anda datang pagi-pagi sekali dari Pehe dan menjadwalkan pulang sebelum malam. jangan segan untuk meminta penduduk Makalehi memancing ikan buat anda. Di sini ikan sangat berlimpah. Ikan yang segar itu, sangat cocok dibakar di tepi pantai sebelum anda balik ke Pehe.
Ikuti pula destinasi utama lainnya di Sitaro dalam liputan khusus kami: 7 Wonderfull of Sitaro.