MANADO, ZONAUTARA.com – Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado hingga awal Desember 2017 menampung 144 deteni yang berasal dari sembilan negara, yaitu Afganistan, Somalia, Ethopia, Pakistan, Sudan, Myanmar, Uganda, Eritrea, Philiphina. Para penghuni Rudenim tersebut berstatus asyylum seeker atau pencari suaka, refugee atau pengungsi, illegal migrant atau penduduk ilegal, dan immigratoir atau imigran.
Dari jumlah penghuni Rudenim Manado yang terbilang banyak itu, hanya ditangani 30 orang pegawai.
Menurut Tonny Mandagie, pegawai Rudenim Manado, mengungkapkan suka-dukanya dalam menjalankan tugas, terutama saat harus mengawal para deteni ketika ke luar area Rudenim Manado.
“Kami harus terus mendampingi mereka ke manapun pergi ketika keluar Rudenim. Meskipun mereka hanya pergi berbelanja, namun harus tetap dijaga. Kami sering hanya menggunakan pakaian biasa agar para deteni tidak merasa malu karena sementara dikawal,” ujar Tonny kepada wartawan Zona Utara, Rabu (6/12/2017).
Dijelaskannya, Rudenim memberikan kesempatan bagi para penghuni tersebut untuk beraktivitas di luar. Dengan difasilitasi oleh International Organization for Migration (IOM), kesempatan beraktivitas di luar itu dibagi per kelompok yang beranggotakan sebanyak 15 orang. Dalam seminggu, ada tiga kali kesempatan keluar.
“Dalam sekali jadwal keluar hanya terbatas untuk satu kelompok saja. Kelompok lainnya nanti di hari berikutnya. Per kelompok dijaga enam orang petugas,” ungkap Tonny
Sayangnya, imbuhnya, para penghuni Rudenim Manado sudah tidak mau lagi beraktivitas di luar setelah menggelar aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
“Sekarang mereka tidak mau lagi jalan-jalan. Mereka hanya ingin beraktivitas di dalam Rudenim saja. Sore hari mereka hanya berolahraga dalam area Rudenim,” jelasnya.
Editor: Rahadih Gedoan