MANADO, ZONAUTARA.com – Walau proses perhitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), namun dapat dipastikan Joko Widodo (Jokowi) akan kembali menjadi Presiden Indonesia.
Hal itu terlihat dari berbagai lembaga yang kredibel dalam melakukan hitung cepat atau quick count.
Diakses pada Kamis (18/4/2019) pukul 13.00 WITA, hitung cepat Litbang Kompas Pemilu 2019, mengunggulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo – Ma’ruf Amin sebesar 54,43%.
Hingga berita ini ditulis, sampel tempat pemungutan suara (TPS) yang masuk di Litbang Kompas sudah mencapai 99,7% dari 2000 TPS yang menjadi sampel se-Indonesia.
Sementara pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto – Sandiaga Uno meraih 45,57% suara dari TPS sampel.
Hasil Litbang Kompas tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat lembaga lainnya. (lihat grafik).
Dari beberapa kali hasil hitung cepat Pemilu yang dilakukan oleh Litbang Kompas, hasilnya hanya berselisih sangat kecil dengan hasil penetapan KPU dalam hitung manual.
Di Sulawesi Utara, sesuai dengan hasil hitung cepat SaifulMujani, Jokowi-Amin meraih 75,15%, sementara Prabowo-Sandi sebesar 24,85%.
Mengamati hasil hitung cepat dari beberapa lembaga tersebut, dapat dipastikan Jokowi akan melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden untuk periode 2019-2024.
Mencermati hasil Pemilu, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa yang terpenting saat ini adalah persaudaraan sebangsa.
“Yang menang pemilihan tidak perlu jemawa. Yang kalah juga tidak perlu berkecil hati. Karena kita tidak sedang dalam pertandingan yang memperebutkan gelar juara. Yang menang silakan jalankan amanah, yang kalah memberikan dukungan dengan cara menjadi pihak kritis yang mengawasi. Indahnya Indonesia jika kita tetap saling bersama, karena yang lebih penting dari Pemilu adalah persaudaraan sebangsa,” kata Bambang, dikutip dari Kompas.id
Sementara Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta para pendukung tidak memobilisasi massa dalam menyikapi hasil pemungutan suara Pemilu.
Karnavian berharap jika ada pihak yang tidak puas dengan proses Pemilu dapat menempuh mekanisme konstitusional.
“Namun, kalau ada langkah-langkah di luar langkah hukum, apalagi upaya-upaya inkonstitusional yang akan menganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, maka Polri dan TNI, kami sepakat untuk menindak tegas dan tidak mentolelir,” tegas Kapolri.
Meski secara umum Pemilu kali ini berjalan dengan aman dan lancar, namun di beberapa wilayah, pemungutan suara mengalami keterlambatan bahkan penundaan.
“Jumlah totalnya adalah 2.249 dari total keseluruhan jumlah TPS yang dibentuk oleh KPU 810.193 itu. Kalau dipersentase kurang lebih hanya 0,28 persen,” ungkap Ketua KPU Arief Budiman.
Keterlambatan pendistribusian logistik menjadi kendala utama pemungutan suara tidak bisa dilakukan pada 17 April kemarin.
Di Papua, sebanyak 1.191 TPS harus menggelar Pemilu susulan hari ini, Kamis (18/4) karena disebabkan keterlambatan distribusi logistik.
Editor: Ronny Adolof Buol