MANADO, ZONAUTARA.com – Pusat Kajian Kebijakan Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado menggelar diskusi bertajuk ‘Kebijakan Penanganan Sampah Laut atau Marine Debris, yang dilaksanakan di aula Rektorat Unsrat Manado, Rabu (10/7/2019).
Diskusi yang dibuka Plt. Kepala Pusat Kajian Kebijakan Strategis Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir Gatot Soebiantoro yang didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Grevo S. Gerung ini menghadirkan sejumlah narasumber.
Di mana, Direktur Pasca Sarjana Unsrat membawakan materi dengan judul ‘Dampak Sampah Laut versus Nilai Ekonomi’. Kemudian, Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut Kementrian LHK dengan materi ‘Strategi Penanganan Sampah Sungai dan Pesisir (Implementasi Perpres No.83/2018).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado dengan materi ‘Penanganan Sampah di lima sungai yang melalui Kota Manado. Komandan Lantamal VIII Manado dengan materi ‘Dukungan TNI AL terhadap Penanganan Sampah Laut’. Kemudian dari Komunitas Bank Sampah yang membahas soal ‘Peran Bank Sampah di Manado, serta Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Dr. Farianna Prabandari yang membawakan materi tentang ‘Implementasi Penanganan Sampah Laut di wilayah Taman Nasional Bunaken.
Para narasumber pun dalam materinya pada diskusi yang dipandu Pembantu Rektor Bidang Perencanaan Penganggaran dan Kerjasama Unsrat ini, mengangkat berbagai permasalahan. Yakni, sampah yang mengancam Taman Nasional Bunaken, 80 persen berasal dari daratan. Selain itu, belum adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah, dukungan para pihak dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, lima sungai yang mengalir melintasi Kota Manado menjadi sumber sampah di Laut, penerapan sanksi sesuai amanat aturan perundangan, serta sarana dan prasarana penunjang pengendalian sampah laut.
Permasalahan-permasalah tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada tempat wisata karena sampah kiriman, punahnya biota laut dan gangguan kesehatan pada manusia.
Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Dr Farianna Prabandari dalam kesempatan itu pun mengangkat bahasan dari Role Model Taman Nasional Bunaken, yaitu peningkatan kesadaran masyarakat sekitar Taman Nasional Bunaken dalam penanganan sampah dengan tujuan untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pemahaman dan pengendalian permasalahan yang dihadapi.
Serta, kata dia, peningkatan produktivitas secara tradisional untuk mencapai kemandirian finansial dengan tidak merusak lingkungan.
“Kami telah melaksanakan beberapa langkah, seperti kegiatan sosialisasi penyadartahuan, bersih sampah rutin setiap hari dengan kapal pengangkut, perjanjian kerja sama dengan instansi terkait, aksi bersih sampah bersama instansi terkait dan pelatihan pengelolaan sampah,” kata Farianna.
Menurut dia, saat ini terjadi trend penurunan jumlah sampah yang ada di kawasan Taman Nasional Bunaken. Hal itu, lanjut dia, terjadi karena penanganan sampah dilakukan secara menyeluruh dari hulu sungai sampai hilir. Selain itu, kerjasama antarinstansi sudah terjalin dan semakin menguat.
“Adanya titik terang perubahan mindset masyarakat dari destruktif ke arah keterlibatan dalam pengelolaan dan juga kesadaran sendiri untuk menjaga lingkungaan dengan adanya sosialisasi terus menerus dan komitmen dari instansi pemprov dan juga Balai TN Bunaken,” ungkapnya.
Dia menambahkan, harapan yang diinginkan oleh Balai Taman Nasional Bunaken saat ini adalah memperbanyak Bank Sampah di hulu, pengenaan sanksi kepada pembuang sampah di sungai/laut sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda), penataan rumah sepanjang sungai dari membelakangi sungai menjadi menghadap sungai, menambah Tim Patroli Kebersihan, terkhusus sampah laut yang dapat mengantisipasi sampah yang datang dari sungai.
Editor : Christo Senduk