ZONAUTARA.com – Bila anda pernah menonton film Samsara pastilah sensasi spektakuler tak akan lepas dari kepala mengenai keindahan dunia. Samsara adalah proyek sekuel dari film dokumenter non-naratif karya Ron Fricke sebelumnya, Baraka (1992).
Samsara sendiri direkam dalam format 70 mm dan output ke format digital. Film ini ditayangkan perdana di Toronto International Film Festival 2011 dan menerima rilis terbatas pada Agustus 2012. Diproduseri Mark Magidson, Samsara difilmkan sekitar lima tahun di hampir seratus lokasi di 25 negara berbeda di seluruh dunia.
Dengan sokongan anggaran produksi yang mencapai 4 juta dolar Amerika Serikat, Samsara berkelana ke Angola, Brasil, Cina, Denmark, Mesir, Ethiopia, Prancis, Ghana, Hong Kong, India, Indonesia, Israel/Palestina, Italia, Jepang, Yordania, Mali, Myanmar, Namibia, Philipina, Arab Saudi, Korea Selatan, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Samsara merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam agama Buddha, yang artinya adalah lingkaran kehidupan, meliputi kelahiran-hidup-mati-reinkarnasi. Masih sama seperti Baraka, Samsara juga adalah film dokumenter non-naratif menggunakan kamera 70mm dengan sistem TOAD-AO.
Meski durasi dari Samsara lebih pendek dari Baraka, tapi pengambilan gambarnya sendiri menghabiskan waktu lenih lama. Sedangkan Baraka hanya menghabiskan waktu 1 tahun 4 bulan dalam proses pengambilan gambar.
Samsara banyak mengeksplorasi keindahan yang ada di dunia dari yang bersifat duniawi hingga keajaiban, baik yang dapat dijangkau oleh kemampuan lahiriah manusia maupun spiritual. Beberapa tempat yang menjadi jujukan dari Ron Fricke di sini adalah Bali, Banyuwangi, Petra di Yordania, Leh Ladakh di India, hingga rumah bekas terjangan badai Katrina.
Taman Nasional Arches di Utah kembali lagi menjadi langganan. Serta tidak lupa, slow motion hingga time lapse kembali menjadi ciri khas Ron Fricke dalam menyampaikan keindahan-keindahan tempat tersebut.
Menit-menit awal menampilkan 3 gadis yang menari Tarian Legong di Bali. Kemudian diikuti dengan ledakan gunung api Kilauea di Hawaii dan musem barang antik di Kairo, Mesir. Beberapa tempat atau kegiatan yang diambil gambarnya dapat merupakan perwujudan dari Samsara itu sendiri.
Sebagai contohnya adalah sebuah perusahaan boneka di Jepang mewakili “kelahiran”, karena perusahaan tersebut memproduksi/membuat suatu benda, dalam hal ini adalah boneka. Para gadis penari tari Legong di Bali mewakili “kehidupan”, dengan hidup tadi, maka manusia dapat menciptakan atau melakukan sebuah karya, dalam hal ini tarian.
Toko peti mati di Ghana mewakili kematian, dan perusahaan pendaur ulang elektronik di Amerika mewakili reinkarnasi, karena produk bekas tadi diolah kembali menjadi produk baru, seperti manusia yang mati kemudian berreinkarnasi lagi menjadi makhluk baru.
Dalam pengambilan gambar di Uni Emirat Arab, nampak 2 wanita dengan memakai cadar, dan di belakangnya ada foto iklan yang menampilkan beberapa pria dengan menggunakan celana dalam. Kemudian berlanjut dengan adegan di mana 2 wanita muda di Itali yang berjalan dengan menggunakan pakaian yang ketat. Beberapa adegan tadi memang nampak kontras sekali.
Ketika para biksu di India, lebih tepatnya di Leh Ladakh, membuat sebuah lukisan dengan media bubuk berwarna. Lukisan tersebut dibuat dengan sangat detail sekali dan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Bila diperhatikan dengan seksama, lukisan yang dibuat oleh para biksu tadi adalah lingkaran kehidupan atau Samsara itu sendiri.
Editor: Rahadih Gedoan