ZONAUTARA.com – Topan terbesar dalam 60 tahun terakhir menghantam Jepang di kawasan pesisir timur, Sabtu (12/10./2019). Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas, belasan orang hilang, 80 cidera dan 370 ribu orang terkena dampak pemadaman listrik.
Laporan kantor berita Kyodo menyebut, di Tokyo ada sekitar enam juta orang harus dievakuasi. Topan Hagibis yang merupakan badai dahsyat ini menghancurkan rumah, menerbangkan mobil serta merubuhkan tiang listrik.
Otoritas Jepang menyiagakan sebanyak 17 ribu personel militer dan polisi untuk membantu upaya penyelamatan.
Badai yang disertai dengan angin kencang dan hujan sangat deras itu, juga memicu tanah longsor di pulau Honshu. Kawasan rendah di Tokyo dilaporkan terendam banjir, termasuk di Ise, Prefektur Mie, Jepang tengah, serta hujan sangat deras di Shizuoka.
Hujan akibat topan Hagibis ini merupakan catatan hujan terderas sejak 1958, dengan intensitas 939,5 milimeter selama 24 jam.
Kecepatan angin mencapai 216 km/jam di pulau Honshu ketika pertama kali badai itu datang pada pukul 19.00 waktu setempat.
Orang-orang berlindung di tempat yang aman, dan otoritas telah mengeluarkan peringatan ancaman terjangan badai sebelumnya.
Sudah di Bandara
Wisatawan asal Indonesia yang sebelumnya harus tertunda kepulangannya pada Sabtu kemarin, kini sudah berada di Bandara Internasional Haneda. Kontributor Zonautara.com di Tokyo, Maya Decline melaporkan, pagi ini cuaca cerah.
“Kami bisa tiba di bandara pagi ini, dan sudah melakukan check in,” lapor Maya, Minggu (13/10).
Maya bersama 45 wisatawan harus mencari hotel kembali, saat seluruh penerbangan dibatalkan oleh otoritas setempat. Transportasi publik ikut juga dihentikan operasionalnya saat badai tiba.
Maya menuturkan, Bandara Haneda pagi ini sangat padat. Para wisatawan berharap penerbangan mereka tidak lagi dibatalkan.
Editor: Ronny Adolof Buol