TOMOHON, ZONAUTARA.com – Untuk kali kedua, Forum Pemuda Lintas Agama (Pelita) Kota Tomohon kembali melaksanakan kegiatan bertajuk Forum Diskusi Pluralisme.
Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan pemuda lintas iman yang ada di Kota Tomohon ini dilaksanakan 1 hingga 2 November 2019, di Tasik Ria Resort, Mokupa, dan dibuka langsung oleh Wali Kota Tomohon Jimmy Feidie Eman melalui Sekretaris Daerah Kota (Sekkot) Harold V Lolowang.
Di forum ini, para pemuda-pemudi memperdalam soal kerukunan dan keberagaman dari perspektif setiap agama yang ada di Kota Tomohon.
Tiga tokoh agama, yakni Pendeta Joy Palilingan dari unsur agama Kristen Protestan, Hanny Pangemanan dari unsur agama Katolik dan Rusli Umar dari unsur agama Islam, tampil membawakan materi tentang keberagaman dari pandangan agama masing-masing.
Sekkot Lolowang saat membawakan materi pun memaparkan soal perkembangan agama di Indonesia. Lolowang yang sempat mengenyam pendidikan teologi ini pun turut menjelaskan soal bentuk-bentuk toleransi dari setiap agama, hingga persamaan soal ajaran hidup rukun antarsesama manusia dari sejumlah agama.
Selain menerima ilmu soal kerukunan dan keberagaman, para peserta pun dibekali soal cara bekerjasama serta ,membangun keakraban melalui kegiatan Outbond dan Fun Games.
Ketua Forum Pelita Kota Tomohon Toar Pangkey mengatakan, kegiatan Forum Diskusi Pluralisme ini merupakan upaya untuk terus mempertahankan kerukunan yang memang sudah ada sejak dahulu di Kota Tomohon.
Menurut Toar, jika kerukunan tidak terjaga, kemegahan suatu daerah yang dibangun selama bertahun-tahun bisa hancur dalam waktu yang singkat.
“Sehingga melalui kegiatan ini, kami harapkan semangat untuk menjaga kerukunan dan perdamaian di Kota Tomohon bisa digelorakan oleh para generasi milenial,” ujar mantan Ketua Pemuda Sinode GMIM ini.
Selain itu, kata Toar, para peserta Forum Diskusi Pluralisme ini bisa menjadi penular virus kerukunan tak hanya di Kota Tomohon melainkan di Sulawesi Utara dan bahkan di Indonesia.
“Kegiatan ini akan terus kami laksanakan dengan satu tujuan, yakni akan lebih banyak lagi generasi muda yang menjadi agen-agen kerukunan,” pungkasnya.
Editor : Christo Senduk