Oleh: Aloysius Mariano Rorimpandey *
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Pada tahun 2019, survei membuktikan sekitar 30 persen balita Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi.
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto, menjadikan penurunan angka stunting menjadi salah satu program utama sesuai arahan presiden.
Kasus stunting ditargetkan bisa turun dalam tiga tahun mendatang.
Strategi penurunan stunting ini, dilakukan dengan bersinergi melibatkan beberapa kementerian lembaga serta koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Percepatan penanganan stunting tahun 2020 kelak diperluas ke 260 kabupaten/kota dari yang sebelumnya 160 kabupaten/kota pada 2019.
Ada dua program penurunan stunting yang akan dilakukan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Program pertama adalah pengadaan software yang berisi program penurunan stunting. Pembuatan software ini digawangi Direktorat Kesehatan Masyarakat. Dan program kedua melibatkan puskesmas, yang fungsinya kembali menjadi preventif dan promotif bukan kuratif.
Penyebab anak mengalami stunting :
1.Pengetahuan ibu yang kurang memadai sejak di dalam kandungan.
Bayi sudah membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencapai ini, ibu harus berada dalam keadaan sehat dan bergizi baik. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi yang baik untuknya dan janin, hal ini akan sulit didapatkan.
2.Infeksi berulang atau kronis.
Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
3.Sanitasi yang buruk.
Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaan kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus (cacingan).
4.Terbatasnya layanan kesehatan masih ada daerah tertinggal di Indonesia yang kekurangan layanan kesehatan.
Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.
Dampak stunting terhadap kesehatan anak:
1.Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.
2.Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
3.Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, stroke, dan kanker, penyakit jantung.
Berikut hal-hal yang harus diingat untuk mencegah stunting:
• Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan selama menyusui.
• Memberikan nutrisi yang baik kepada si kecil, seperti memberikan ASI eksklusif dan nutrisi yang penting lainnya seiring pertambahan usia.
• Rutin memeriksakan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir.
• Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum makan, serta memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.
* Penulis adalah Mahasiswa di Universitas Katolik De La Salle Manado