Oleh: Yona Lantong
Anosmia merupakan suatu gejala atau hilangnya indera penciuman. Kondisi seperti alergi atau pilek pada bagian saluran hidung, dapat menyebabkan anosmia sementara.
Sedangkan kondisi yang lebih serius yang mempengaruhi saraf seperti tumor otak, dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman secara permanen.
Pernakah kita mendengar tentang anosmia? Anosmia adalah suatu keadaan dimana kepekaan indera penciuman kita bermasalah. Dapat hilang sementara bahkan selamanya.
Saat seseorang yang mengalami anosmia tentunya sangat mengganggu bagi dirinya. Salah satunya ketika tidak dapat mencium aroma dari makanan. Hal itu dapat menurunkan nafsu makannya.
Studi menunjukkan, 5 persen atau satu dari 20 orang di dunia mengalami anosmia. Ini dapat terjadi dalam kurun beberapa waktu saja. Namun jika kondisi semakin parah dapat menyebabkan anosmia tersebut permanen atau akan kehilangan indera penciuman untuk selamanya.
Anosmia ini sendiri dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa hal seperti, pembengkakan dan penyumbatan pada hidung sehingga aroma tidak dapat masuk ke dalam bagian atas hidung.
Namun kondisi lain juga seperti masalah dengan sistem yang pengiriman sinyal dari hidung ke otak dapat menyebabkan anosmia.
Beberapa penyebab utama hilangnya indera penciuman atau anosmia adalah:
- Iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung. Kondisi ini dikarenakan oleh infeksi sinus, batuk pilek, flu, merokok, dan alergi.
- Terjadinya penyumbatan saluran hidung. Kondisi ini dikarenakan oleh adanya tumor, dan polip hidung.
- Adanya kerusakan otak atau saraf.
Dalam hidung terdapat reseptor yang mengirim sinyal melalui saraf ke otak. Namun jika terjadi kerusakan dapat menyebabkan hilangnya penciuman. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain, ketika seseorang dengan usia lanjut, adanya tumor otak, masalah hormonal, penyakit parkinson, cedera otak atau kepala, dan operasi otak
Untuk mengetahui seseorang mengalami anosmia kita harus mengenali tanda dan gejalanya seperti terjadi perubahan pada suara, seseorang yang mengalami anosmia menjadi tidak terlalu peka akan sensasi bau dan rasa.
Anosmia ini dapat kita cegah dan pengobatannya sendiri dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kepada dokter. Jika pemeriksaan fisik telah dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan, foto rontgen maupun endoskopi hidung.
Bagi penderita anosmia dikarenakan oleh iritasi hidung, dokter akan memberikan resep obat contohnya seperti semprotan hidung steroid.
Untuk pencegahannya, sebaiknya kita mengurangi paparan terhadap iritasi dan allergen hidung, serta berhenti merokok. Bagi seseorang yang memiliki kasus timbulnya polip, dokter akan menganjurkan untuk di operasi.
Jadi, anosmia merupakan kondisi yang tidak dapat kita sepelehkan karena dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Sebaiknya kita harus segera konsultasikan dengan segera kepada dokter.
* Penulis adalah Mahasiswa di Universitas Katolik De La Salle Manado