ZONAUTARA.COM – Pernah mengalami tindihan? Tindihan adalah keadaan dimana kamu merasa “kelumpuhan” saat tidur. Biasanya kamu berada dalam kondisi sadar tapi badan kaku, dada sesak, dan kamu akan kesusahan membuka matamu. Nah, inilah yang disebut dengan tindihan atau secara biologis dikenal dengan sleep paralysis.
Dikalangan orang awam, banyak anggapan tentang fenomena ini sebagai hal mistis yang dikaitkan dengan “ketindihan” mahluk halus. Hal ini mungkin berkaitan dengan perasaan melihat bayangan hitam ketika mengalami ketindihan. Padahal, ketindihan atau sleep paralysis dapat dijelaskan secara biologis. Simak penjelasan berikut!
Dalam sebuah penelitian oleh Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo-Kanada, sleep paralysis merupakan halusinasi karena adanya malfungsi tidur pada tahap rapid eye movement (REM).
Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Yaitu NREM 1, NREM 2. NREM 3, dan REM.
NREM tahap 1 atau lebih dikenal tidur-tidur ayam, adalah tahap dimana tidur masih ringan. Tubuh, mental, dan pikiran anda masih berada di ambang realita dan bawah sadar – setengah sadar. Dalam kondisi setengah sadar/ setengah tidur, pada tahap ini anda masih dapat dibangunkan atau akan terbangun dengan mudah.
NREM tahap 2, menyambut tidur pulas. Denyut jantung dan pernapasan melambat menjadi semakin teratur, suhu tubuh menurun. Anda akan semakin tidak menyadari lingkungan sekitar.
NREM tahap 3, tidur nyenyak. Pada tahap ini, otak melepas gelombang delta, awalnya diselingi dengan gelombang yang lebih kecil, kemudian akan secara eksklusif didominasi oleh gelombang delta. Pada tahap ini, anda mulai kurang responsif serta sudah tidak menyadari suara dan aktivitas lingkungan sekitar.
REM (rapid eye movement), tahapan ketika anda mulai bermimpi dalam tidur anda. Bernapas menjadi lebih cepat, tidak teratur, dangkal, mata bergerak ke segala arah dengan cepat, seperti sedang gelisah.
Pada tahap ini aktivitas otak akan meningkat begitupun dengan detak jantung. Tidur REM juga sering disebut paradoks tidur, karena sementara otak dan sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih rileks. Mimpi terjadi akibat peningkatan aktivitas otak, tapi otot mengalami kelumpuhan sementara yang disengaja.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari tahap sadar (hendak tidur), tidur paling ringan (NREM tahap 1), kemudian langsung melompat pada tahap mimpi (REM).
Ketika otak tiba-tiba terbangun dari tahapan REM, sedangkan tubuh belum terbangun maka terjadilah sleep paralysis. Ketika merasa sangat sadar, tapi tubuh tidak bisa digerakkan serta mata tidak bisa dibuka. Ditambah lagi adanya halusinasi munculnya sosok lain yang pada dasarnya merupakan ciri khas dari mimpi.
Jadi tenang saja, tindihan bukan dikarenakan “tertindih” mahluk halus. Sudah paham kan proses biologisnya. Untuk itu gunakan waktu istirahat anda untuk beristirahat dengan baik. Jika sepanjang hari anda sudah bekerja, gunakanlah malam hari untuk tidur.