Apa sih TB Paru itu?
Tuberkulosis Paru atau sering disebut dengan TB paru adalah penyakit infeksi multisistemik yang paling umum dengan berbagai macam manifestasi dan gambaran klinis, di mana paru-paru adalah lokasi yang paling umum untuk perkembangan penyakit tuberkulosis ini.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang menjadikan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV, yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis yang dapat merusak jaringan paru-paru dengan manifestasi yang dapat menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, demam, batuk darah, berkeringat di malam hari dan penurunan berat badan.
Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui orang yang telah mengidap TBC kemudian terjadi batuk atau bersin yang menyemburkan air liur yang telah terkontaminasi dan terhirup oleh orang sehat yang kekebalan tubuhnya lemah terhadap penyakit tuberkulosis.
Apa penyebab dari TB paru?
Penyebab dari tuberkulosis yaitu adanya bakteri (Mycobacterium tuberculosis) yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Orang yang memiliki resiko lebih tinggi tertular TB yaitu:
1. Orang yang sistem kekebalan tubuhnya menurun seperti pengidap diabetes, orang yang sedang menjalani rangkaian kemoterapi, serta pengidap HIV/AIDS,
2. Orang kekurangan gizi,
3. Pecandu narkoba,
4. Para perokok,
5. Petugas medis yang sering berhubungan atau kontak dengan pengidap TB.
Tanda dan Gejala TB Paru
Pada saat masa inkubasi bakteri TBC biasanya pengidap tidak menunjukkan gejala apapun dan belum terjadi penularan tetapi di saat penyakit tuberculosis sudah berkembang akan manunjukkan gejala-gejala yang sering dirasakan pengidap TB paru antara lain:
1. Batuk tiga minggu secara terus menerus. Ini adalah gejala paling umum jika terinfeksi TB paru akan mengalami batuk terus menerus selama lebih dari 21 hari.
2. Nyeri pada dada. Tidak hanya batuk biasanya yang di rasakan tetapi pengidap akan merasakan nyeri di bagian paru-paru saat bernapas karena TB paru menginfeksi bagian paru-paru.
3. Penurunan berat badan. Para pengidap TB paru akan mengalami penurunan berat badan dikarenakan sakit yang tidak tertahankan hal tersebut membuat nafsu makan menurun drastis.
4. Cepat merasa lelah. Tak hanya brat badan menurun tetapi juga pengidap TB paru akan merasakan cepat kelelahan.
5. Demam mendadak yang akan di alami para pengidap TB paru.
6. Berkeringat di malam hari karena terjadi infeksi dari bakteri TB paru
7. Perubahan warna urine pada tahap selanjutnya jika TB tidak segera di obati.
Bagaimana Penatalaksanaan TB Paru?
Dalam penatalaksanaan TB paru terbagi menjadi dua fase yaitu :
Farmakologi adalah penggunaan obat yang harus dikonsumsi oleh pasien pengidap penyakit TBC. Obat yang dikonsumsi harus dilakukan secara rutin sesuai dengan instruksi dokter dan tidak boleh berhenti atau bolong karena pasien akan kembali mengkonsumsi obat dari awal. Jenis-jenis obat TBC, antara lain isoniazid (obat pembunuh bakteri), pyrazinamide, ethambutol, streptomisin, serta rifampicin.
Non-farmakologi adalah cara pengobatan dalam bentuk mengkonsumsi makanan bergizi, berolahraga dengan rutin, tinggal di lingkungan/sirkulasi udara yang sehat, menjaga pola hidup sehat, serta yang paling penting menjaga daya tahan tubuh agar tidak menurun.
Apa saja yang menjadi Komplikasi TB Paru?
- Gangguan Fungsi Penglihatan
- Kerusakan pada Otak
- Kerusakan pada Tulang dan Sendi
- Kerusakan Fungsi Hati
- Kerusakan pada Ginjal
- Kerusakan Pada Jantung
Bagaimana cara Pencegahan TB Paru?
Pencegahan Primer yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencegah penyakit, ketidakmampuan, dan cedera. Jangan membuang dahak di sembarang tempat tetapi dibuang pada tempat khusus atau tertutup, gunakan pola hidup sehat, jangan keluar rumah selama beberapa minggu pertama pengobatan TB aktiv, yang paling sering yaitu ketika batuk atau bersin harus menggunakan etika batuk yaitu menutup mulut dan hidung dengan sapu tangan/tisu atau bisa juga dengan lengan baju kemudian tisu yang digunakan buang di tempat sampah setelah itu cuci tangan serta gunakan masker, dan juga membuka ventilasi agar udara dan sinar matahari masuk agar dapat mematikan kuman TB.
Pencegahan Sekunder yaitu berhubungan dengan pengobatan dengan mengkonsumsi obat secara tepat dan teratur sesuai instruksi dokter dan tidak boleh berhenti atau bolong karena harus kembali mengkonsumsi obat dari awal.
Pencegahan Tersier yaitu dilakukan agar penyakit tidak bertambah parah atau kronis sehingga dilakukan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan penguatan pertahanan tubuh serta mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.
Referensi
Penulis: Clarissa J Paat
Penulis adalah mahasiswa semester 3 Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado