ZONAUTARA.com – Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 2020, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) mengumumkan enam pemenang lomba penulisan jurnalistik #EU4Wartawan, terdiri dari 5 (lima) karya terbaik dan 1 (satu) karya favorit. Tema lomba tahun ini adalah “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Peran dan Hak Perempuan Indonesia”.
Lima karya terbaik tersebut adalah:
- “Bagaimana Kesetaraan Gender di Ujung Tanduk Saat Pandemi Menerjang” (terbit 24 November 2020), oleh Made Anthony Iswara, dari Tirto.id
- “Kisah Para Srikandi di Kampung Gilingan yang Menolak Menyerah di Tengah Pandemi” (terbit 25 November 2020), oleh Khairina, dari Kompas.com
- “Muti Bahri, Menggalang Donasi Pada Masa Pandemi” (terbit 14 Agustus 2020), oleh Didit Hariyadi, dari Koran Tempo
- “Buruh Gendong, Potret Perempuan Tangguh di Tengah Bahaya Pandemi Covid-19” (terbit 30 September 2020), oleh Sutriati, dari Kabarkota.com
- “Para Perempuan Tangguh di Medan Perang Covid-19, Redam Rasa Takut Demi Hak Kemanusiaan” (terbit 25 November 2020), oleh Muhamad Amin, dari Riaupos.co
Sementara, satu karya favorit yang terpilih adalah, “KDRT Naik Saat Corona Jadi Alarm Perlunya Kebijakan Berbasis Gender” (terbit 15 April 2020), oleh Irwan Syambudi, dari Tirto.id
Penilaian didasarkan pada relevansi tulisan dengan tema, orisinalitas, kualitas dan kedalaman informasi, kejelasan pesan yang disampaikan, serta penyajian informasinya. Artikel yang ditulis berbentuk liputan mendalam/feature, mengandung nilai-nilai hak asasi manusia yang bersifat universal dan inklusi sosial, seperti; non-diskriminasi, kesetaraan gender, toleransi dan keberagaman, serta mengandung pesan yang kuat untuk mendorong penikmatan penuh hak asasi manusia bagi semua.
Lomba #EU4Wartawan tahun ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan dan diikuti oleh 75 wartawan dari 58 media cetak dan online dari seluruh Indonesia, serta menghimpun total 122 buah karya jurnalistik. Peserta tidak hanya didominasi oleh wartawan asal Jakarta, namun juga dari Solo, Palu, Medan, Kupang, Bandung, Bali, Palembang, Ambon, Riau dan banyak lagi.
“Media berperan penting dalam menggugah masyarakat serta pemerintah untuk merefleksi sikap mereka, memperbaiki kebijakan dan mengambil tindakan dalam melawan diskriminasi, serta untuk memastikan hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Singkat kata, media membuat kita tetap siaga,” ujar Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket.
Vincent juga berharap bahwa penghargaan ini akan berkontribusi terhadap peningkatan jurnalisme berkualitas yang berpihak pada kebebasan berekspresi, pluralisme dan demokrasi.
Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Abdul Manan mengatakan, “Media berfungsi sebagai mata, telinga dan mulut publik. Dengan mengangkat topik yang berhubungan dengan sejumlah tantangan yang dihadapi perempuan dalam pemberitaannya, persoalan tersebut diharapkan akan menjadi perhatian dan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan dalam mengambil tindakan nyata untuk memberikan perlindungan bagi hak-hak perempuan, terutama di masa pandemi ini”.
Tulisan para jurnalis juga diharapkan dapat menginspirasi dan jadi gugahan bagi perempuan Indonesia untuk menyuarakan hak-nya.
“Kesenjangan peran gender dan kekerasan terhadap perempuan merupakan isu yang krusial untuk diperjuangkan, terlebih sejak pandemi virus corona melanda kehidupan kita. Apa yang diceritakan kawan-kawan jurnalis melalui tulisannya menjadi pendorong bagi kita semua untuk membangun masyarakat yang lebih setara, inklusif dan tangguh,” tegas Mike Verawati Tangka, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia.
Keenam pemenang #EU4Wartawan berhak mengikuti pelatihan tiga hari Multimedia Journalism dari Deutsche Welle (DW) Akademie secara daring pada Februari 2021, serta hadiah gawai sebagai penunjang kerja.
Sebelumnya, lomba penulisan #EU4Wartawan didahului dengan dua sesi webinar yang menyajikan tinjauan tentang situasi yang dihadapi oleh perempuan di Indonesia, di Uni Eropa dan di seluruh dunia semasa pandemi, serta bagaimana media dapat membingkainya. Webinar diikuti oleh ratusan jurnalis dari seluruh Indonesia. (*)