KOTAMOBAGU, ZONAUTARA.com – Saat masyarakat dianjurkan untuk membatasi aktivitas di luar rumah selama masa pandemi Covid-19, para tenaga kebersihan harus tetap berada di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sebagai bagian dari tuntutan kerja.
Mereka harus memastikan semua sudut kota bersih dari sampah. Yang bertugas menyapu jalan, pagi dan sore mereka harus bekerja. Petugas pengangkut sampah juga melakukan hal yang sama.
Selain ancaman penyakit, mereka juga paling rentan terkena Covid-19. Tetapi mereka tidak ada pilihan. Mereka harus berjuang pada dua hal. Pertama menjaga kebersihan lingkungan agar tetap sehat dan kedua melawan Covid-19.
Irianto Yakob, warga Desa Passi, Kecamatan Passi Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengatakan, mengangkut sampah dan membawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari.
“Subuh sampai sore. Sudah begitu,” ungkapnya, Jumat (25/12/2020).
Hasman Mokodompit, warga Desa Otam juga mengakui hal yang sama. Dia bahkan sudah 20 tahun menjadi petugas kebersihan.
“Sebelum ada pemekaran Bolaang Mongondow menjadi empat kabupaten dan satu kota, saya sudah bekerja sebagai petugas kebersihan. Saya bersyukur punya pekerjaan dan bisa nafkahi keluarga,” ujar Hasman.
Begitu juga dengan Hendriyanto Candra Ginoga dan Ramalan Potabuga, warga Desa Otam. Meski dalam suasana pandemi virus corona, mereka tetap bekerja seperti biasanya.
“Kami tetap bekerja. Karena kalau tidak diangkut, sampah akan menumpuk dan menyebabkan bau serta penyakit,” kata keduanya.
Untuk gaji, setiap bulan mereka mendapatkan Rp2 juta dari Pemerintah Kotamobagu. Selama masa pandemi Covid-19, mereka ikut mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Kalau bantuan, Alhamdulillah kami menerima. Sembako dan bantuan lainya kami dapat,” ujar Ramalan.
Sebagai petugas kebersihan, mereka juga khawatir dengan Covid-19. Tetapi pekerjaan harus tetap jalankan sebagai bentuk tanggung jawab.
“Jelas ada kekhawatiran, apalagi sekarang kasus positif terus bertambah. Tapi karena soal kebutuhan hidup juga, kami tetap bekerja. Kita serahkan semua kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” Hendriyanto.
Menarik apa yang mereka ungkapkan. Meski banyak kasus positif Covid-19 di Kotamobagu dan Bolmong, petugas kebersihan di Kotamobagu yang jumlahnya 220 orang belum ada satu pun yang dinyatakan positif.
“Kami ada 220 orang petugas kebersihan. Sampai sekarang Alhamdulillah belum ada yang positif corona. Justru yang paling banyak kami tahu positif adalah orang-orang yang sering melakukan perjalanan ke luar daerah,” ucap Ramalan lagi.
Meski demikian, dalam bekerja, para pejuang kebersihan di Kotamobagu ini tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Masker tetap harus dipakai, sarung tangan, dan rajin cuci tangan. Kalau pulang ke rumah, langsung mandi,” tandasnya.
Penulis: Rensa Bambuena/kroniktotabuan