ZONAUTARA.COM – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Adat Hulu Ongkag Tanoyan Bersatu, Kecamatan Lolayan, Bolaang Mongondow menggelar aksi penanaman 1.000 pohon di lokasi Potolo, Desa Tanoyan Selatan, Senin (22/2/2021).
Sebelumnya, lokasi tersebut merupakan kawasan perkebunan masyarakat Desa Tanoyan Bersatu dan Desa Tungoi yang kini beralihfungsi menjadi kawasan pertambangan emas tanpa izin (PETI).
Menurut ketua Komunitas Adat Hulu Ongkag Tanoyan Bersatu, Zakaria Kobandaha, penanaman 1.000 pohon ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat adat Tanoyan Bersatu terhadap keseimbangan alam yang telah rusak akibat aktivitas PETI secara masif.
“Penanaman pohon ini juga bagian dari aksi protes kami selaku masyarakat adat Desa Tanoyan Bersatu terhadap aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertantu yang notabene hanya mementingkan diri sendiri,” kata Zakaria.
“Keseimbangan alam harus dilindungi. Hutan adat haus lestari untuk anak cucu kami,” tegas Zakaria.
Fakta menarik dan bermanfaat
Sementara itu, Ketua Brigade Bogani Bolaang Mongondow Raya (BMR), Mas’ud Lauma yang juga terlibat langsung pada aksi tersebut menyatakan keprihatinan masyarakat Hulu Ongkag khusunya Desa Tanoyan bersatu terhadap potensi dampak dari kondisi hutan yang rusak di daerah itu.
Pasalnya, kerusakan hutan di wilayah Potolo bukan tidak mungkin akan memberi dampak buruk bagi keberlangsungan masyarakat sekitar.
Apalagi kata dia, sejak memasuki tahun 2021 ini, Negara Indonesia bagaikan dikepung bencana alam. Baik tanah longsor maupun banjir terjadi di hampir semua daerah di Indonesia dengan menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
“Bencana alam yang terjadi juga tak luput dari ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Dan bukan tidak mungkin, jika kerusakan hutan di wilayah Tanoyan Bersatu ini dibiarkan, maka bisa saja akan berdampak buruk bagi masyarakat sekitar,” ungkap Mas’ud Lauma.
Dirinya berharap, dengan adanya aksi penanaman pohon ini dapat menimbulkan kesadaran bagi semua pihak termasuk pelaku usaha tambang emas untuk memperhatikan keberlangsungan hutan.
“Jangan hanya merusak hutan untuk kepentingan pribadi sementara dampaknya menyasar ke banyak orang,” ketusnya, sembari berharap perhatian dari para pemangku kepentingan untuk turut mendukung aksi dari komunitas adat Hulu Ongkag Tanoyan Bersatu.
“Kami meminta kepada pihak-pihak terkait mulai dari pemerintah, aparat penegak hukum, baik itu Kepolisian, Kejaksaan bahkan TNI dan seluruh pihak terkait untuk bersama-sama dengan masyarakat adat Tanoyan Bersatu dalam menjaga kelestarian hutan. Apabila ada yang dengan sengaja merusak pohon-pohon yang ditanam ini agar diproses hukum,” pungkasnya.
| Pantau24.com