ZONAUTARA.com — Jaringan internet Telkom dilaporkan mengalami gangguan, pada Minggu (19/9/2021) sore.
Gangguan tersebut terjadi pada kemarin hari, tepatnya mulai sekitar pukul 17.33 WIB yang berdampak pada penurunan kualitas layanan Telkom Group, baik fixed maupun mobile broadband, di beberapa wilayah Indonesia.
Telkom sebagai pemilik layanan IndiHome menjelaskan bahwa permasalahan yang terjadi karena adanya gangguan pada sistem komunikasi kabel laut di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (Jasuka) ruas Batam – Pontianak.
Vice President Corporate Communication Telkom, Pujo, mengatakan bahwa pihak Telkom segera melakukan rerouting trafik sebagai alternatif jalur komunikasi menuju Batam, termasuk penambahan kapasitas beberapa link di wilayah Indonesia.
“Seperti dari Papua, Kalimantan, maupun Jawa, dan mengoptimalkan gerbang internasional di Manado,” jelas Pujo.
Apa itu kabel laut Jasuka?
Dilansir dari Kompas.com, kabel laut “Jasuka” memiliki panjang 10.860 km. Ada 17 titik pendaratan (landing points) yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, serta Malaysia.
Titik-titik itu ada di Bandar Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantu Prapat, Sibolga, Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Teping Tinggi, dan Bandar Bukit Tinggi di Malaysia.
Sistem kabel laut ini mulai dibangun tahun 2009 dan rampung di tahun 2011. Telkom membangun infrastruktur ini dalam upaya meningkatkan jangkauan telekomunikasi hingga 90 persen di wilayah Indonesia pada tahun 2015.
David Bangun, Executive General Manager Telecommunication Infrastructure Division Telkom pada waktu itu mengatakan, infrastruktur ini adalah bagian dari visi jangka panjang Nusantara Super Highway.
“Kabel bawah laut Jasuka sangat penting bagi konektivitas internasional dan kami merasa sudah waktunya untuk meningkatkan kapasitas juga,” kata David waktu itu.
Jasuka digunakan Telkom dan operator telekomunikasi lain
Jalur itu tidak hanya digunakan untuk data, melainkan trafik suara, baik tetap maupun bergerak. Sistem kabel bawah laut itu juga tidak hanya digunakan Telkom, tapi juga operator-operator utama lain di Indonesia.
Dalam membangun sistem kabel laut Jasuka, Telkom menggandeng Nokia Siemens Network, dengan menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM).
Teknologi ini disebut memiliki jaringan optikal hiT 7100 yang merupakan bagian dari arsitektur Liquid Transport.
Teknologi ini diyakini bisa menghemat ongkos dengan mengadopsi teknik no dispersion compensation (DCM-Free) pada jaringan serat optik. Sebelumnya, kabel ini memiliki kapasitas bawaan sebesar 10 Gigabit per detik (Gbps).
Kemudian, pada tahun 2011, Telkom dan Nokia Siemens Network meningkatkan kapasitas bandwidth hingga 40 Gbps pada tahun 2011.
Saat itu, Nokia Siemens Network mengklaim kabel optik Jasuka merupakan koneksi 40 Gbps tanpa amplifier terpanjang di dunia saat beroperasi.